Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beralih ke Pertanian Organik, Petani di Blora Tak Khawatir soal Biaya Tanam dan Harga Jual

Kompas.com - 08/11/2022, 08:42 WIB
Aria Rusta Yuli Pradana,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

Kemudian, setelah adanya pelatihan tersebut, para petani sebelumnya khawatir perlahan-lahan yakin dengan manfaat yang didapatkan dengan bercocok tanam seperti itu.

"Dengan adanya pendampingan dari Pertamina ini juga saya sangat terbantu. Akhirnya banyak orang mengerti bahwa dengan organik itu petani lebih banyak diuntungkan," ujar dia.

Keuntungan yang didapat dari proses pertanian organik tentu saja, para petani tidak tergantung dengan keberadaan pupuk kimia. Seperti diketahui sering kali putuk kimia kadang sulit didapatkan dan harganya cenderung mahal

"Banyak petani yang dikasih wawasan dari pendamping Pertamina, ya kita tidak akan tergantung dengan produk-produk kimia, yang selama ini dilakukan para petani dengan cost yang lebih besar," terangnya.

Bahkan saat awal-awal bertani organik sebelum didampingi Pertamina, Sunaryo sempat dicemooh oleh petani lainnya yang masih menggunakan bahan kimiawi.

Baca juga: Cerita Petani Manfaatkan Elpiji 3 Kilogram Jadi Bahan Bakar Alat Pertanian, Biaya Lebih Irit

"Awalnya saya dulu berteriak-teriak seperti itu tidak ada yang mau tahu, enggak mau menerima, dianggap enggak mungkin akan mendapatkan hasil yang diinginkan," ucap dia.

Kini dengan sudah banyaknya para petani yang beralih ke organik, mereka tidak perlu lagi khawatir terkait biaya produksi ataupun harga penjualannya.

Sebab, dengan harga penjualan beras organik yang disamaratakan dengan beras kimiawi, para petani organik masih tetap mendapatkan keuntungan.

"Andaipun tidak bisa dijual secara khusus dan dijual dengan harga pasaran juga enggak masalah. Bahkan masih untung dengan yang menggunakan organik," jelas dia.

Kepala Desa Sidorejo, Agung Heri Susanto mengaku kehadiran Pertamina di bidang pertanian melalui program tersebut sangat memudahkannya dalam mengedukasi masyarakat.

"Walaupun kita baru mendapatkan program CSR Pertamina untuk bidang pertanian, ini memudahkan kami dan masyarakat untuk mendapatkan ilmu bagaimana mengelola tanah yang ramah, dan betul-betul bisa diharapkan pembenahan unsur alam ini bisa sustainable atau berjalan terus-menerus," kata dia.

Hal ini juga memudahkan petani  yang mana selama ini dilanda kesulitan karena tergantung pada pupuk kimia hingga menyebabkan gagal panen dalam dua tahun terakhir ini.

"Sampai puncaknya satu hektar hanya mendapatkan 3 karung," ujar dia.

Agung menjelaskan estimasi biaya produksi petani sewa per hektarnya mencapai Rp 25 juta. Dengan mereka hanya mendapatkan 3 karung atau sekitar 1,5 kuintal yang mana per kilogramnya dihargai Rp 5.000, maka mereka hanya mendapatkan uang sekitar Rp 800.000.

"Kerugian petani 24 jutaan untuk sekali tanam. Kalau setahun ada 3 kali panen, bisa dibayangkan berapa kerugiannya, bisa 60 juta lebih," kata dia.

Baca juga: 155 Hektar Tanaman Padi di Ngawi Diserang Virus Kerdil, Ini Imbauan Dinas Pertanian

Halaman:


Terkini Lainnya

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com