Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi dr.Raden Rubini Natawisastra, Sosok Dokter dengan Misi Kemanusiaan yang Mendapat Gelar Pahlawan Nasional

Kompas.com - 07/11/2022, 19:01 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Nama dr.Raden Rubini Natawisastra atau dikenal sebagai dr.Rubini adalah pahlawan nasional sekaligus seorang dokter militer yang menjalankan misi kemanusiaan di Provinsi Kalimantan Barat pada zaman penjajahan.

Dikutip dari laman setkab.go.id, alasan pemberian gelar pahlawan nasional kepada dr.Raden Rubini Natawisastra antara lain karena beliau telah menjalankan misi kemanusiaan sebagai dokter keliling pada saat kemerdekaan.

Baca juga: Biografi KGPAA Paku Alam VIII, Raja dari Kadipaten Pakualaman yang Mendapat Gelar Pahlawan Nasional

Bahkan, dr.Raden Rubini Natawisastra bersama istrinya sampai harus dijatuhi hukuman mati oleh Jepang karena perjuangannya yang gigih untuk membantu rakyat san memperjuagkan kemerdekaan Republik Indonesia.

Baca juga: Jokowi Berikan Gelar Pahlawan Nasional kepada 5 Tokoh

Berkat jasa-jasanya saat itu, rakyat yang menderita akibat kekejaman penjajah Jepang bisa mendapatkan perawatan medis di tengah kondisi yang serba sulit.

Baca juga: Profil Singkat 5 Tokoh yang Akan Diberi Gelar Pahlawan Nasional

Biografi Singkat dr.Raden Rubini Natawisastra

Dilansir dari laman kalbar.antaranews.com dr.Raden Rubini Natawisastra adalah seorang keturunan bangsawan Sunda kelahiran Bandung, 31 Agustus 1906.

Beliau merupakan anak pasangan dari Ni Raden Endung Lengkamirah dan Raden Natawisastra.

Sebagai dokter pemerintah yang bekerja di Rumah Sakit Militer, dr.Raden Rubini Natawisastra ditugaskan ke Pontianak, Kalimantan Barat pada 1934.

Selanjutnya dr.Rubini juga ditugaskan dirumah sakit swasta milik Misi Katolik (Rooms Katholieke Ziekenhuis) Rumah Sakit Sungai Jawi yang sekarang bernama Rumah Sakit Santo Antonius.

Dilansir dari laman kalbarprov.go.id, dr.Rubini menetap di Provinsi Kalimantan Barat selama 17 tahun menjalankan misi kemanusiaan dengan menjadi dokter keliling melayani pengobatan di daerah terpencil dan pedalaman.

Saat itu, dr. Raden Rubini Natawisastra juga membentuk gerakan bawah tanah pasien yang sebagian besar perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan seksual oleh penjajah.

Selain menjadi dokter, dr. Rubini juga bergabung dalam kegiatan politik di Partai Indonesia Raya yang mengobarkan semangat untuk menentang penjajahan Jepang dan menuntut kemerdekaan Kalimantan Barat agar dapat menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sementara itu, sang istri yaitu nyonya Amalia Rubini selain mendukung perjuangan dr. Rubini juga aktif di gerakan Palang Merah serta menjadia Ketua Perkumpulan Istri Indonesia (PII) cabang Pontianak.

PII merupakan salah satu anggota dari Perserikatan Perkumpulan Istri Indonesia (PPII) yang pada tahun 1935 berganti nama Kongres Perempuan Indonesia dan berganti nama menjadi Kowani di tahun 1946.

Sayangnya perjuangan beliau harus berakhir, dr.Raden Rubini Natawisastra bersama istrinya meninggal dalam Tragedi Mandor yaitu peristiwa pembantaian massal yang terjadi di Kalimantan Barat pada 28 Juni 1944.

Saat itu dr. Rubini menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Umum Sungai Jawi, Pontianak, sekaligus Kepala Bagian Bedah.

Jasad dr Rubini Natawisastra dan sang istri Amalia Rubini kemudian dimakamkan di Makam Juang Mandor.

Hal ini yang kemudian menjadi alasan namanya diabadikan di berbagai tempat seperti nama RSUD dr. Rubini Mempawah, nama Taman Aulia dr. Rubini di Kabupaten Mempawah, serta nama jalan di Kabupaten Mempawah, Kota Pontianak, dan Kota Bandung.

Sumber:
setkab.go.id  
kalbar.antaranews.com  
kalbarprov.go.id  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Regional
Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Regional
Di Balik Video Viral Kebocoran Pipa Gas di Indramayu

Di Balik Video Viral Kebocoran Pipa Gas di Indramayu

Regional
Bocah Perempuan 15 Tahun Laporkan Sang Ibu ke Polisi karena Dijual ke Laki-laki Hidung Belang

Bocah Perempuan 15 Tahun Laporkan Sang Ibu ke Polisi karena Dijual ke Laki-laki Hidung Belang

Regional
Waduk Pondok Ngawi: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Waduk Pondok Ngawi: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Jalan Braga Bakal Ditutup untuk Kendaraan di Akhir Pekan

Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Jalan Braga Bakal Ditutup untuk Kendaraan di Akhir Pekan

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Siswi SMP di Demak Dipaksa Hubungan Badan dengan Pacar, lalu Diperkosa 3 Orang Bergiliran

Siswi SMP di Demak Dipaksa Hubungan Badan dengan Pacar, lalu Diperkosa 3 Orang Bergiliran

Regional
Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Regional
Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Regional
Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Regional
Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Regional
Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Regional
Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Regional
Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com