Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Warga Sumbawa soal Migrasi TV Digital, Belum Siap dan Tak Ada Sosialisasi

Kompas.com - 06/11/2022, 08:06 WIB
Susi Gustiana,
Krisiandi

Tim Redaksi

SUMBAWA, KOMPAS.com - Pemerintah sudah memutuskan untuk menyuntik mati siaran televisi analog dan dialihkan ke digital atau analog switch off (ISO). 

Beberapa wilayah di Indonesia sudah memulai ISO total pada 3 November 2022 lalu. Di NTB, ISO sudah mulai dilakukan di Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Timur.

Sejumlah kabupaten/kota lain, seperti halnya Kabupaten Sumbawa belum dilaksanakan ISO. 

Di Sumbawa, masih banyak masyarakat yang mengaku belum mendapatkan sosialisasi dari pemerintah tentang suntik mati siaran TV analog.

Seperti yang dikatakan Saparuddin (51) di Desa Lekong, Kecamatan Alas Barat. Ia hanya mendengar di TV tentang iklan migrasi TV digital. Tapi ia masih belum mengetahui bagaimana caranya.

Baca juga: Yogyakarta Akan Terdampak Migrasi TV Digital Tahap 2, Catat Jadwal dan Wilayahnya

Menurutnya, masih belum siap migrasi ke siaran TV digital.

"Belum ada uang untuk beli Set Top Box (STB), saya juga tidak tahu berapa harganya," katanya.

Disebutkan Saparuddin, selama ini ia menyaksikan televisi lewat TV kabel dengan membayar Rp 15 ribu per bulan.

Jaringan TV kabel yang dilakukan oleh perseorangan dan tidak memiliki izin penyiaran menarik uang tiap bulan dari masyarakat yang menggunakan jasa tersebut.

Besaran iuran tergantung jumlah siaran TV yang bisa dijangkau. Semakin banyak siaran akan semakin mahal masyarakat membayar jasa operator tersebut.

Saparuddin berharap siaran TV digital benar-benar gratis, teramsuk STB-nya.

"Saya tergolong rumah tangga miskin, semoga dapat STB gratis dari pemerintah," harap Saparuddin.

Begitu pula yang dirasakan Kiki Pratiwi (29) warga kelurahan Semapuin, Kecamatan Sumbawa ini belum siap beralih ke siaran TV digital.

"Aku belum pernah dengar sosialisasi migrasi TV digital dan suntik mati siaran TV analog," kata Kiki.

Ia juga belum mengetahui tentang STB dan  cara mendapatkannya secara gratis. 

"Semoga TV ini masih mendukung siaran digital ya, jadi nanti kalau migrasi diwajibkan maka aku hanya beli STB aja," Kiki berharap mendapatkan bantuan STB gratis.

Masih senada, Bahiya (39) warga Desa Gontar ini belum beralih ke siaran TV digital.

"Siaran analognya bintik, sering gangguan dan pilihan channel semakin sedikit," katanya.

Padahal, ia tetap membayar Rp 15 ribu per bulan kepada pemilik jaringan TV kabel.

Menurutnya, sekarang ini lebih mudah nonton Youtube lebih banyak pilihan daripada nonton TV.

"Jika nanti kita diharuskan migrasi ke TV digital, saya siap saja. Tapi sekarang saya masih nunggu dulu, mau beli TV baru dan juga mikir lagi karena mahal harus beli STB lagi," sebut Bahiya.

Baca juga: Tak Risau Migrasi TV Digital, Warga Sumenep: Dari Dulu Siaran TV Analog Buruk...

Sementara, Nurintan (31) warga Kelurahan Seketeng, Kecamatan Sumbawa sudah migrasi ke TV digital pada bulan September 2022.

Ia mengatakan siaran TV digital lebih banyak chanel dan kualitas gambarnya juga jernih.

"Kemarin saya beli STB Rp 600 ribu, harganya tergantung merk," kata Intan akrab disapa.

Disebutkan, siaran TV digital lebih mudah diakses serta jarang ada gangguan jaringan. Masyarakat juga tidak perlu membayar tiap bulan, karena siarannya gratis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilunya Apriani, Bocah 1 Tahun Penderita Hidrosefalus yang Butuh Dana Berobat ke Bali

Pilunya Apriani, Bocah 1 Tahun Penderita Hidrosefalus yang Butuh Dana Berobat ke Bali

Regional
Dorong Realisasi Program Lamongan Sehat, Bupati Lamongan Resmikan Poliklinik II RSUD Dr Soegiri

Dorong Realisasi Program Lamongan Sehat, Bupati Lamongan Resmikan Poliklinik II RSUD Dr Soegiri

Kilas Daerah
Video Mesum di Salah Satu Lapas Jateng Ternyata Dibuat Sejak 2020

Video Mesum di Salah Satu Lapas Jateng Ternyata Dibuat Sejak 2020

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Dijual di Atas HET, 800 Elpiji Milik Agen Nakal Disita Polisi

Dijual di Atas HET, 800 Elpiji Milik Agen Nakal Disita Polisi

Regional
Hadapi Pilkada, Elite Politik di Maluku Diminta Tak Gunakan Isu SARA

Hadapi Pilkada, Elite Politik di Maluku Diminta Tak Gunakan Isu SARA

Regional
Diisukan Maju Pilkada Semarang dengan Tokoh Demokrat, Ini Kata Ade Bhakti

Diisukan Maju Pilkada Semarang dengan Tokoh Demokrat, Ini Kata Ade Bhakti

Regional
Korban Kasus Dugaan Pencabulan di Kebumen Bertambah Jadi 6 Orang Anak, 1 Positif Hamil

Korban Kasus Dugaan Pencabulan di Kebumen Bertambah Jadi 6 Orang Anak, 1 Positif Hamil

Regional
Sebelum Tewas, Wanita Tinggal Kerangka di Wonogiri Miliki Hubungan Asmara dengan Residivis Kasus Pembunuhan

Sebelum Tewas, Wanita Tinggal Kerangka di Wonogiri Miliki Hubungan Asmara dengan Residivis Kasus Pembunuhan

Regional
Pilkada Kota Semarang, Sejumlah Pengusaha dan Politisi Antre di PDI-P

Pilkada Kota Semarang, Sejumlah Pengusaha dan Politisi Antre di PDI-P

Regional
Beredar Video Mesum 42 Detik di Lapas, Kemenkumham Jateng Bentuk Tim Khusus

Beredar Video Mesum 42 Detik di Lapas, Kemenkumham Jateng Bentuk Tim Khusus

Regional
Dua Kali Menghamili Pacarnya, Polisi di NTT Dipecat

Dua Kali Menghamili Pacarnya, Polisi di NTT Dipecat

Regional
PDI-P Pemalang Buka Pendaftaran Bacalon Bupati, Anom Wijayantoro Orang Pertama Daftar

PDI-P Pemalang Buka Pendaftaran Bacalon Bupati, Anom Wijayantoro Orang Pertama Daftar

Regional
Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Jual Beli BBM di Kalsel Akhirnya Ditahan

Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Jual Beli BBM di Kalsel Akhirnya Ditahan

Regional
Setelah dari KPU, Gibran Rencanakan Pertemuan dengan Sejumlah Tokoh di Jakarta

Setelah dari KPU, Gibran Rencanakan Pertemuan dengan Sejumlah Tokoh di Jakarta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com