"Semoga TV ini masih mendukung siaran digital ya, jadi nanti kalau migrasi diwajibkan maka aku hanya beli STB aja," Kiki berharap mendapatkan bantuan STB gratis.
Masih senada, Bahiya (39) warga Desa Gontar ini belum beralih ke siaran TV digital.
"Siaran analognya bintik, sering gangguan dan pilihan channel semakin sedikit," katanya.
Padahal, ia tetap membayar Rp 15 ribu per bulan kepada pemilik jaringan TV kabel.
Menurutnya, sekarang ini lebih mudah nonton Youtube lebih banyak pilihan daripada nonton TV.
"Jika nanti kita diharuskan migrasi ke TV digital, saya siap saja. Tapi sekarang saya masih nunggu dulu, mau beli TV baru dan juga mikir lagi karena mahal harus beli STB lagi," sebut Bahiya.
Baca juga: Tak Risau Migrasi TV Digital, Warga Sumenep: Dari Dulu Siaran TV Analog Buruk...
Sementara, Nurintan (31) warga Kelurahan Seketeng, Kecamatan Sumbawa sudah migrasi ke TV digital pada bulan September 2022.
Ia mengatakan siaran TV digital lebih banyak chanel dan kualitas gambarnya juga jernih.
"Kemarin saya beli STB Rp 600 ribu, harganya tergantung merk," kata Intan akrab disapa.
Disebutkan, siaran TV digital lebih mudah diakses serta jarang ada gangguan jaringan. Masyarakat juga tidak perlu membayar tiap bulan, karena siarannya gratis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.