ACEH TAMIANG, KOMPAS.com – Perjuangan warga melintas tujuh titik jalan nasional terendam banjir di Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, sungguh berat.
Salah satu di antaranya Banta TM, seorang dosen Universitas Samudera Langsa, yang hendak pulang ke rumahnya dari Medan, Sumatera Utara, menuju Kota Langsa, Provinsi Aceh.
Banta menceritakan dari arah Medan menuju Aceh angkutan umum terhenti di Kecamatan Seumadam, Kabupaten Aceh Tamiang.
Baca juga: Banjir Meluas ke Langsa Aceh, 8 Titik Pengungsian Disiapkan
Di kawasan ini air setinggi satu hingga dua meter di badan jalan, sehingga Banta memilih menaiki ojek lewat jalan tikus seharga Rp 30.000.
Setelah itu, jalanan masih terendam banjir membuat Banta melanjutkan perjalanannya dengan sampan (perahu) milik masyarakat seharga Rp 15.000.
Lalu setelah itu Banta kembali menaiki ojek dan lewat jalan perkampungan lainnya seharga Rp 10.000.
Perjuangan Banta belum berhenti. Dia masih harus menaiki rakit seharga Rp 20.000 per orang.
Kemudian, tiba di Kota Kuala Simpang, Aceh Tamiang, Banta terpaksa menumpang truk Fuso berbadan besar hingga Tulalang Cut, Aceh Tamiang.
“Tidak ada angkutan umum. Jadi saya numpang truk berbadan besar,” katanya per telepon, Sabtu (4/11/2022).
Baca juga: Hari Keempat Banjir Aceh Tamiang, Akses Darat ke Sumut Lumpuh Total
Setiba di Simpang Tualang, Banta memilih naik becak ke rumahnya seharga Rp 20.000 di Kota Langsa. Barulah Banta tiba di rumah dengan selamat.
Dia menyebutkan, banjir membuat pengendara terpaksa berhenti dan putar balik ke Medan, Sumatera Utara.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.