SOLO, KOMPAS.com - Taman Balekambang Kota Solo resmi ditutup menyusul dimulainya revitalisasi untuk dikembalikan ke fungsi awal sebagai taman di tengah kota.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, saat melakukan peninjauan mengatakan revitalisasi akan mengembalikan fungsi awal Taman Balekambang sebagai kebon rojo atau kebun raja.
"Kembalikan ke fungsi awal kebon rojo. Bangunan-bangunan banyak yang kita robohkan," kata Basuki saat di Kota Solo, Jawa Tengah, pada Jumat (4/11/2022).
Baca juga: Tinjau Masjid Raya Sheikh Zayed Solo Jelang Peresmian, Ini Catatan Menteri PUPR Basuki
Taman yang memiliki luas 12,42 hektar ini, akan memiliki beberapa titik ruang publik. Di antaranya, Kolam Partini, Gedung Pertunjukan, Panggung Pertujukan Terbuka, Java Inovation Center dan Taman Gastronomi.
Kemudian, Pendopo Kedatangan, Aviari dan taman rusa, Taman Bunga Balekambang, Area Mini Padi, Sky walk, dan Embung.
"Gedung pertunjukan akan memiliki kapasitas 400 orang. (Kolam Partini) saat ini masih kita keruk, kita kembalikan, karena dimentasi sudah beberapa tahun ratusan tahun. Jadi ini kita perbaiki, semua kita renovasi," katanya
Basuki mengatakan sarana dan prasarana tak jauh beda dengan di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), DKI Jakarta. Dalam hal ini mengadopsi konsep destinasi wisata rakyat yang mengedepankan suasana lebih alami dan hijau.
"Di taman mini Indonesia itu nanti bisa warga mengelar tikar makan dari rantang, mungkin disini nanti juga bisa. Ada juga UMKM-nya," ujarnya.
"Di sini, nanti kita bikin orang bisa bercengkrama dan bisa bersosialisasi. Kota itu harus ada (taman) kalau nggak ada karakternya orang pasti berubah, jadi beringas," lanjutnya.
Disisi lain, proyek ini akan mengembalikan marwah taman wisata peninggalan Puro Mangkunegaran yang pernah menjadi taman terbaik di Asia Tenggara.
Taman Balekambang dibangun pada masa pemerintahan KGPAA Mangkunegoro VIII yani 26 Oktober 1921. Pembangunan taman sebagai wujud kasih sayang KGPAA Mangkunegoro VII kepada kedua putrinya, GRAy Partini dan GRAy Partinah.
Baca juga: Revitalisasi SD di Solo Senilai Rp 5,3 Miliar Molor, Siswa Terancam Diungsikan Lebih Lama
Revitalisasi ini dilaksanakan oleh kontraktor PT PP senilai Rp 159,4 miliar, dengan rentang waktu 2022 sampai 2023.
"Jangka waktu sampai Desember 2023, tahapan awal pengeruk dan perapian. Kemudian langsung ke Gedung Pertunjukan dan diikuti bangunan lain," kata Direktur Operasi Bidang Gedung PP Anton Setyo Hendriatmo, seusai peninjauan.
Guna mengembalikan fungsi awal, dalam proses pembangunan tidak ad pengemban pohon serta dimungkinkan untuk bahan-bahan mementingkan keseimbangan alam.
"Pesan dari Pak Menteri tadi, tidak boleh ada penebangan pohon dan lebih menekankan keseimbangan dan keramahan alamnya dan lingkungan. Penggunaan conwood, pembatas tidak pakai beton tapi pakai batu alam," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.