KOMPAS.com - Tradisi lisan merupakan kekayaan budaya di Indonesia.
Tradisi lisan adalah pesan yang disampaikan dari satu generasi ke generasi berikutnya secara turun temurun.
Tradisi lisan ini disampaikan secara tutur (ucapan) melalui pidato, pantun, nyanyian/lagu, cerita rakyat, nasihat, dan balada.
Sejumlah daerah memiliki tradisi lisan.
Berikut ini adalah contoh tradisi lisan yang terdapat di beberapa daerah.
Peuga haba adalah bentuk kesenian sastra atau tradisi lisan dari daerah Blang Pidie, Provinsi Aceh.
Tradisi peuga haba yang telah berkembang sejak 100 tahun yang lalu dimainkan oleh seorang pemain dengan menggunakan pelapah kelapa yang dibalut tikar pandan.
Dalam bercerita, pemain peuga haba membawakan cerita sesuai lakonnya, terutama dalam hal suara, mimik muka, dan gerak.
Ada bermacam-macam cerita yang ditampilkan, salah satunya cerita Dangderia yang sangat populer di masyarakat Aceh.
Baca juga: Tradisi Lisan: Pengertian, Ciri-ciri, dan Contohnya
Dangderia adalah sebuah cerita tradisional secara bertutur yang menceritakan tentang penguasa yang perkasa yang menaungi dan melayani rakyatnya dengan baik.
Salawat Dulang atau Salawaik Dulang adalah tradisi lisan dari Minangkabau, Sumatera Barat.
Salawat Dulang berasal dari dua kata, yaitu salawan yang artinya salawat atau doa untuk Nabi Muhammad SAW dan dulang atau talam artinya piring besar yang terbuat dari logam yang biasa digunakan untuk makan bersama.
Dalam sastra rakyat Minangkabau, salawat dulang penceritaan kehidupan Nabi Muhammad, cerita yang memuji nabi, atau cerita yang berhubungan dengan agama Islam.
Penceritaan ini diiringi dengan bunyi ketukan jari pada dulang atau piring logam tersebut.
Biasanya, pertunjukkan salawat dulang dilakukan dalam rangka memperingti hari-hari besar agama Islam.