Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Kriminolog soal Pembunuhan Iwan Boedi, Sempat Disebut Hendak Naik Jabatan

Kompas.com - 03/11/2022, 10:41 WIB
Riska Farasonalia

Penulis

KOMPAS.com - Kasus pembunuhan seorang saksi kasus korupsi hibah tanah, Iwan Boedi, hingga kini belum menemukan titik terang.

ASN Bapenda Kota Semarang itu ditemukan tewas dalam kondisi tubuh terbakar dan dimutilasi di Kawasan Pantai Marina, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Kamis (8/9/2022).

Iwan Boedi merupakan saksi kunci kasus korupsi atas dugaan penyalahgunaan aset di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Semarang senilai Rp 3 miliar.

Namun, sehari sebelum memenuhi panggilan Subdit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Polda Jateng pada Kamis (25/8/2022), Iwan Boedi dilaporkan hilang.

Baca juga: Sebelum Ditemukan Tewas, Iwan Boedi Saksi Kasus Korupsi Dipromosikan Menjadi Kabid II Penetapan Pajak Kota Semarang

Pakar kriminologi Universitas Diponegoro (Undip), Budi Wicaksono, mengatakan, sejak awal kasus tersebut merupakan tindak pidana kejahatan karena telah menghilangkan nyawa seseorang.

Untuk itu, kepolisian harus mengusut tuntas meskipun kasus pembunuhan tersebut terbilang rumit.

"Kasus itu terbilang rumit karena tidak adanya saksi dalam pembunuhan tersebut," kata dia saat dihubungi Kompas.com, Rabu (2/11/2022).

Sehingga, polisi harus mengembangkan penyelidikan untuk mengungkap adanya kemungkinan motif lainnya selain permasalahan korupsi.

"Saya meyarankan kepada polisi boleh saja fokus pada permasalahan kasus korupsinya. Tapi, telusuri dulu apakah almarhum punya masalah lain, seperti utang piutang, asmara, warisan, hingga rebutan jabatan. Itu harus diselidiki," ujar dia.

Menurut dia, tim penyidik bisa memeriksa seluruh keluarga, tetangga, hingga teman kantor untuk mengumpulkan informasi terkait keterlibatan korban sebagai saksi kasus korupsi.

"Polisi bisa menginterogasi para saksi baik secara terbuka maupun tertutup, misalnya menyidik teman-teman kantor yang mengetahui kasus korupsi tersebut sehingga bisa memberikan informasi agar lebih mengerucut," ucap dia.

Apalagi, korban diketahui juga bakal dipromosikan menjadi Kepala Bidang (Kabid) II Penetapan Pajak Kota Semarang sebelum ditemukan tewas di Kawasan Pantai Marina, Kota Semarang.

Untuk itu, kata dia, polisi juga harus menelusuri pihak-pihak yang dimungkinkan menginginkan jabatan tersebut.

"Saya dengar juga ada masalah perebutan jabatan kalau katanya orang itu lahan basah tempatnya uang. Kira-kira siapa yang akan menggantikan jabatan itu juga harus ditelusuri polisi," jelas dia.

Sebab, menurut dia, seseorang yang gila jabatan atau hanya memikirkan masalah duniawai bisa melakukan segala cara untuk memenuhi keinginannya. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Regional
30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Regional
Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Regional
Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Regional
Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Regional
Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Regional
Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Regional
Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Regional
Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Regional
Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Regional
Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Regional
Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Regional
45 Anggota DPRD Babel Terpilih Dilantik 24 September, Ini Fasilitasnya

45 Anggota DPRD Babel Terpilih Dilantik 24 September, Ini Fasilitasnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com