Bahkan, Kesit menyebut, raksasa industri musik zaman dulu sudah lah runtuh dan digantikan dengan wajah baru.
"Di era sekarang, industri musik indie sudah berhasil. Sekarang diganti dengan record label mandiri. Teknologi bergeser pada teknologi rekam rumahan, tapi kualitasnya sebanding dengan studio rekaman," jelas Kesit.
Selain rekaman, band-band indie di Kota Semarang sudah kerap melakukan segala jenis produksi secara mandiri. Dari video clip, pers rilis, artwork untuk merchandise, bahkan membuat jadwal tur musik sendiri.
Baca juga: Incuba Fest, Event Tahunan yang Jadi Ruang Berkarya Band-band Indie Asal Semarang
"Kalau anak-anak indie, sudah tau sendiri apa yang harus dilakukan setelah membuat lagu, lalu merekam, dan lain sebagainya. Bahkan juga membikin media kami sendiri. Ada pers rilis, bahkan zine fisik, agar bisa ditawarkan ke calon apresiator," jelas Kesit.
Menurut Kesit, musik indie di Kota Semarang tidak akan sirna dimakan oleh zaman. Bahkan, dirinya menyebut, masih ada banyak peluang yang bisa dikembangkan.
"Zaman berjalan, pola berpikir dan bekerja lebih tertata. Lalu mudah berjejaring dan memasarkan karya. Sehingga, kemungkinan didengar orang semakin lebar dan mudah. Tentu, ada kemajuan progresifitas dari tahun ke tahun. Meski ada yang bertumbuh ataupun berhenti," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.