SEMARANG, KOMPAS.com - Pengacara keluarga Iwan Boedi, Yunantyo Adi Setyawan berharap agar polisi mendalami promosi jabatan yang diperoleh korban sebelum ditemukan tewas.
Seperti diketahui, Iwan Boedi saksi kasus korupsi hibah tanah di Kota Semarang sempat mendapatkan promosi jabatan sebagai Kabid II Penetapan Pajak Kota Semarang.
"Apakah ada motif lain yang menginginkan jabatan itu,"jelasnya saat dikonfirmasi, Selasa (1/11/2022).
Menurutnya, jika hanya menginginkan jabatan tersebut kemungkinan tidak sampai menghilangkan nyawa Iwan Boedi. Dia berharap polisi mendalami hal itu.
"Sebetulnya kalau hanya orang ingin jabatan mungkin nggak sampai ke sana," ujarnya.
Dia berpandangan terdapat motif ekonomi lain terkait kasus pembunuhan yang menghilangkan nyawa Iwan Boedi sebagai saksi kasus korupsi hibah tanah.
"Apakah ada motif lain misalnya motif-motif ekonomi atau motif terkait pajak di situ karena jabatan itu kan terkait penutupan pajak," ujarnya.
Baca juga: Istri Anggota TNI hingga Dukun Diperiksa sebagai Saksi Kasus Pembunuhan Iwan Boedi
Dia juga menyoroti perubahan sikap Iwan Boedi yang menjadi pemurung setelah menjalankan kerja dinas di Kota Padang.
"Awalnya Iwan tertarik dengan promosi jabatan itu tapi sepulang dari Padang jadi tak tertarik dan menjadi pemurung," jelasnya.
Yunantyo mengaku tak mengetahui apak yang membuat Iwan Boedi menjadi pemurung dan tak berminat lagi dengan promosi jabatan tersebut.
"Yang sedang terjadi sedang dicari kepolisian," paparnya.
Dia menjelaskan, saat melakukan kerja dinas ke Kota Padang Iwan Boedi tak sendirian. Korban ditemani dengan tiga rekan kerjanya yang lain.
"Pak Iwan ke Padang dengan tiga rekan kerjanya," imbuhnya.
Informasi yang dia terima, Iwan Boedi melakukan perjalanan dinas ke Kota Padang pada Agustus 2022.
"Itu dekat dengan hilangnya Iwan 24 Agustus," ujarnya.
Yunantyo juga mengungkapkan terdapat orang pintar yang juga diperiksa oleh polisi terkait kasus pembunuhan Iwan Boedi.
"Saya tak tahu ya tepatnya orang pintar itu dukun atau paranormal tapi dia diperiksa ada kaitannya dengan jabatan," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.