Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terima Permintaan Maaf dari Relawan, Ganjar: Jangan Benturkan Presiden Jokowi dengan PDIP

Kompas.com - 01/11/2022, 15:06 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, mengatakan bahwa relawannya yang melaporkan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Puan Maharani, ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), kini sudah meminta maaf.

Dia mengaku, sebelumnya dia mencari relawan itu dengan maksud memastikan data yang menjadi landasannya untuk melaporkan Puan ke KPK.

"Sudah, kemarin pihak-pihak itu sudah minta maaf,” kata Ganjar usai memberikan orasi ilmiah pada Dies Natalis Universitas Pancasila Jakarta, dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Selasa (1/11/2022).

Usai kejadian itu, Ganjar mengimbau kepada semua pihak untuk menahan diri menunggu proses seleksi bakal calon presiden (Bacapres) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Dia pun menegaskan kepada pihak yang mengatasnamakan relawan Ganjar untuk tidak menyebar isu yang dapat membenturkannya dengan orang atau partai lain.

Baca juga: Ganjar Cari Relawan yang Laporkan Puan ke KPK: Sudah Minta Maaf

"Ini kan bahaya, apalagi dia pakai nama Ganjar. Wong saya tidak pernah membentuk itu (relawan Ganjar). Maka tolong jaga kondusivitas agar demokratisasi berjalan semakin baik dan matang," seru Ganjar.

Di samping itu, pernyataan-pernyataan tersebut dilontarkannya juga sebagai respons terhadap pihak yang mengaku sebagai relawan Ganjar yang dianggap mencoba mengadu domba Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan PDIP.

Dia mengaku sempat hendak memilih diam atas isu-isu tersebut, namun Ganjar memutuskan angkat bicara usai banyaknya informasi yang dia terima.

"Janganlah membentur-benturkan apalagi membenturkan Pak Presiden Jokowi dengan partai termasuk dengan partai saya di PDIP. Kedua, kemarin ada yang melaporkan Mbak Puan ke KPK. Saya cari itu orangnya," ungkapnya.

Kini Ganjar merasa lega usai bertemu dan menerima permintaan maaf dari relawan yang bermanuver politik tersebut.

Baca juga: Ganjar Berkali-kali Disentil Partainya, Pengamat Politik Undip Sebut PDI-P Mestinya Besyukur

"Bahwa relawan nanti akan berkontribusi, iya, tapi nanti, bukan sekarang. Nanti bisa kok, jadi jangan buat isu yang tidak baik," imbaunya.

Ganjar mengatakan, tak ada sanksi yang akan diberikannya kepada para relawan itu, namun dia berharap hal tersebut tidak terulang kembali.

"Sanksi apa, saya kenal saja tidak. Cuma saya baca di media katanya mereka (relawan) sudah minta maaf. Menurut saya, jangan diulangi dan jadi pembelajaran untuk yang lain," tandasnya.

Ada "penumpang gelap"

Sebelumnya, Ganjar menyebut, ada "penumpang gelap" yang sengaja menggulirkan isu agar Jokowi menjadi Ketum PDIP.

“Saya meminta kita semua mewaspadai adanya "penumpang gelap", agar siapa pun tidak membuat gerakan yang dapat merusak nama baik seseorang,” ujar Ganjar dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Minggu (29/10/2022).

Baca juga: Geram Muncul Tagar #MegaDikudeta, FX Rudy: Saya Akan Cari yang Mengatasnamakan Relawan Ganjar sampai Ketemu

Menurutnya, "penumpang gelap" dan upaya adu domba telah diketahui sejak munculnya kelompok yang mengaku sebagai relawan Ganjar mendesak KPK menyelidiki keterlibatan Puan Maharani dalam kasus korupsi e-KTP.

“Mulai banyak penumpang gelap dan mendorong-dorong dengan adu domba,” ucapnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Semarang, Titis Anis Fauziyah | Editor: Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puluhan Hektar Lahan Padi di Kabupaten Landak Terendam Banjir

Puluhan Hektar Lahan Padi di Kabupaten Landak Terendam Banjir

Regional
Kasus Penemuan Mayat Wanita di Polokarto Sukoharjo Dipastikan Korban Pembunuhan, 15 Orang Diperiksa, Jasad Diduga Sudah 5 Hari

Kasus Penemuan Mayat Wanita di Polokarto Sukoharjo Dipastikan Korban Pembunuhan, 15 Orang Diperiksa, Jasad Diduga Sudah 5 Hari

Regional
Libur Lebaran, Volume Sampah di Tangerang Capai 3.000 Ton Per Hari

Libur Lebaran, Volume Sampah di Tangerang Capai 3.000 Ton Per Hari

Regional
Selepas Lebaran, Kapolsek dan Kasat Lantas di Lampung Diganti

Selepas Lebaran, Kapolsek dan Kasat Lantas di Lampung Diganti

Regional
Usai Lebaran, Perbaikan Tanggul Jebol Sungai Wulan Demak Dikebut

Usai Lebaran, Perbaikan Tanggul Jebol Sungai Wulan Demak Dikebut

Regional
Viral, Video Truk Meluncur Tanpa Sopir di Tol Kalikangkung, Ini Penyebabnya

Viral, Video Truk Meluncur Tanpa Sopir di Tol Kalikangkung, Ini Penyebabnya

Regional
Letusan Gunung Ruang Sudah Mereda, Statusnya Masih Awas

Letusan Gunung Ruang Sudah Mereda, Statusnya Masih Awas

Regional
Anggota Polisi yang Mabuk Sambil Ngebut Bawa Mobil Kasat Narkoba di Riau Ditahan

Anggota Polisi yang Mabuk Sambil Ngebut Bawa Mobil Kasat Narkoba di Riau Ditahan

Regional
BEM FH Undip Serahkan 'Amicus Curiae' ke MK, Berisi soal Permasalahan Pilpres

BEM FH Undip Serahkan "Amicus Curiae" ke MK, Berisi soal Permasalahan Pilpres

Regional
Labuan Bajo Tuan Rumah Dialog Tingkat Tinggi Indonesia-China, Polda NTT Siapkan Ratusan Personel

Labuan Bajo Tuan Rumah Dialog Tingkat Tinggi Indonesia-China, Polda NTT Siapkan Ratusan Personel

Regional
Gratifikasi Parsel Lebaran Pejabat Pemkot Salatiga Diberikan ke Tenaga Kebersihan

Gratifikasi Parsel Lebaran Pejabat Pemkot Salatiga Diberikan ke Tenaga Kebersihan

Regional
Sakit Hati Menantu terhadap Ibu Mertua yang Berujung Maut

Sakit Hati Menantu terhadap Ibu Mertua yang Berujung Maut

Regional
Kapal Tanpa Nama dari Bima Sudah Dua Hari Hilang Kontak di Perairan Gili Motang Labuan Bajo

Kapal Tanpa Nama dari Bima Sudah Dua Hari Hilang Kontak di Perairan Gili Motang Labuan Bajo

Regional
Polisi Mabuk Mengebut Bawa Fortuner, Tabrak Kantor Dinas Peternakan

Polisi Mabuk Mengebut Bawa Fortuner, Tabrak Kantor Dinas Peternakan

Regional
Harga Bawang Merah Tembus Rp 70.000 Per Kg, Ibu-ibu di Semarang Pusing

Harga Bawang Merah Tembus Rp 70.000 Per Kg, Ibu-ibu di Semarang Pusing

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com