KOMPAS.com - Seorang pengemudi ojek mengevakuasi jenazah dengan mengikatnya menggunakan kain sarung dan dibantu warga sekitar di Pasangkayu, Sulawesi Barat.
Kejadian ini viral di media sosial dalam unggahan salah satu akun Facebook "Lintas Batas Terisolasi".
Terungkap bahwa seorang warga diketahui meninggal di jalan, tepatnya di Desa Pakava, Kecamatan Pasangkayu.
Pihak keluarga yang datang kemudian hendak membawa jenazah ke kampung halaman.
Namun, karena kondisi jalan berlumpur dan lokasi yang jauh, mayat dievakuasi dengan ojek sebagai sarana yang hanya bisa dipilih.
Warga pun ikut membantu ojek tersebut membawa mayat dengan mendorong kendaraan pengemudi ojek tersebut dan menempuh perjalanan sejauh puluhan kilometer, dari Pasangkayu hingga ke perbatasan Donggala, Sulawesi Tengah.
Mayat itu diikat dengan selembar sarung oleh masyarakat yang melihat. Kemudian salah satu warga memapah si pengemudi dari belakang supaya jasad itu tak jatuh.
Kemudian secara bergantian, masyarakat membantu si pengemudi ojek membawa jenazahnya hingga mereka tiba di kubangan lumpur.
Warga kemudian bahu membahu supaya sepeda motor yang mengangkut jasad itu bisa lewat, meski harus bermandikan lumpur.
Perjuangan mereka tidaklah mudah. Pasalnya, wilayah di Pakava sangatlah terpencil, terletak di ujung utara Sulawesi Barat.
Wilayah ini berada di perbatasan antara Pasangkayu dengan Donggala, dan dihuni suku terasing yang disebut Suku Topo Da'a.
Alfianus, warga setempat mengatakan, awalnya mereka membawa mayat itu dengan motor separuh jalan.
Namun, karena kondisi jalan yang melintasi pegunungan yang tidak bisa dijangkau kendaraan bermotor, sehingga mayat terpaksa ditandu hingga ke kampung halaman.
Baca juga: Mayat Dievakuasi Gunakan Ojek Sambil Didorong Warga Bergantian di Tengah Kubangan Lumpur
“Separuh jalan dievakuasi menggunakan ojek motor sambil melintasi kubangan lumpur di sepanjang jalan. Separuh jalan lainnya terpaksa kembali ditandu warga bergantian karena kondisi pendakian jalan tak bisa dilintasi ojek apalagi membawa muatan berat,” jelas Alfianus.
Jenazah kemudian dibawa menuju Desa Ngowi, Kecamatan Rio Pakava, Donggala, sejauh puluhan kilometer.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Polewali, Junaedi | Editor : Ardi Priyatno Utomo)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.