SEMARANG, KOMPAS.com- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut isu Jokowi Ketua Umum PDIP sengaja digulirkan oleh penumpang gelap untuk memecah belah tubuh partai kebanggaannya, PDI Perjuangan.
“Saya meminta kita semua mewaspadai adanya penumpang gelap. Agar siapapun tidak membuat gerakan yang merusak nama baik seseorang,” kata Ganjar dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Minggu (29/10/2022).
Baca juga: Ganjar Pranowo Takziah ke Istri Sesepuh PDIP Purworejo, Warga Antusias Menyapu Jalan
Menyoal suksesi ketua umum, kongres partai telah mengatur dengan rapi. Sehingga isu Jokowi merebut tongkat kepemimpinan PDIP disebut Ganjar sebuah kengawuran.
“(Ide Jokowi Ketum PDIP) Itu sebuah kengawuran dan imajinasi dari seorang yang tidak mengerti aturan di PDI Perjuangan, yang tidak mengerti relasi di antara kami di dalam partai, dan sangat sembrono,” terangnya.
Ganjar mengaku dirinya dan Presiden Jokowi merupakan kader partai yang memahami aturan dan relasi di dalam partai.
"Itu sangat ngawur. Pak Jokowi bukan tipe yang seperti itu,” tegasnya.
Baca juga: Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil Dijodohkan untuk Pilpres 2024, Gibran: Tunggu Arahan Ibu Ketum
Menampik isu yang dianggap serius itu, Ganjar mengajak seluruh pendukung Presiden Jokowi ikut mengcounter isu tersebut.
“Saya kira yang seperti ini mesti dicermati. Apakah ini ide pribadi atau seruan orang. Kita yang sejak awal mendukung pak Jokowi di dalam pemerintahan tentu harus segera meng-counter orang-orang semacam ini agar tidak terpancing situasi yang mengadu domba,” bebernya.
Ganjar menyebut nuansa penumpang gelap dan adu domba telah tercium sejak beberapa waktu lalu.
Yakni adanya sekelompok orang mengaku sebagai relawan Ganjar mendesak KPK mengusut Ketua DPR RI Puan Maharani terkait kasus E-KTP.
“Mulai banyak penumpang gelap dan mendorong-dorong dengan adu domba,” katanya.
Ia meminta agar relawan manapun tidak menggunakan strategi-strategi politik kotor, terlebih menjelang pesta demokrasi 2024 nanti.
“Saya ingin menyampaikan relawan manapun atau siapapun, satu agar tidak menjelek-jelekkan orang, dua tidak mendiskreditkan orang, tiga juga tidak mendiskreditkan partai-partai,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.