KOMPAS.com - SMKN 1 Entikong boleh disebut sekolah yang istimewa.
Sekolah yang hanya berjarak sekitar 3 kilometer dari Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong di Kalimantan Barat dikunjungi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim.
Menteri Nadiem datang pada Selasa (25/10/2022) malam.
Tiba sekitar pukul 20.00 WIB, Nadiem langsung menuju ke aula sekolah. Tak ada pejabat daerah, gubernur, atau bupati yang mendampinginya.
Sementara kepala sekolah, guru, dan para siswa dan siswi sekolah itu sudah duduk menunggu Nadiem.
Baca juga: Siswa SMKN 1 Entikong Kaget Menteri Nadiem Bermalam di Asrama Sekolah
Ia datang ke sekolah yang memiliki 281 siswa tersebut di sela-sela kunjungn kerjanya ke Kalimantan Barat.
"Selamat malam semuanya," sapa Nadiem kepada para guru dan siswa.
"Tadinya saya mau datang diam-diam aja. Tapi sepertinya ada yang ngebocorin," kata Nadiem melihat sambutan dari para guru dan siswa sekolah.
Nadiem mengatakan kehadirannya di sekolah daerah terdepan ini adalah untuk menangkap aspirasi warga sekolah di daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T) dan untuk memastikan manfaat kebijakan dan program Merdeka Belajar dirasakan seluruh pemangku kepentingan.
"Alhamdulillah saya bisa berada di sekolah perbatasan ini untuk mendengarkan aspirasi adik-adik, serta ibu dan bapak yang saya banggakan," kata dia.
Baca juga: Menteri Nadiem Makarim Kunjungi Kalbar, Dorong Program Sekolah Penggerak
"Saya tahu di sekolah ini ada tiga guru yang mengikuti Program Guru Penggerak dan berani menerapkan Kurikulum Merdeka. Luar biasa semangat transformasinya,” lanjut Nadiem membuka apa yang disebutnya 'sesi curhat'.
Selama sekitar 2 jam Nadiem berdialog dengan para guru dan siswa di sekolah tersebut.
Duduk secara lesehan, mantan CEO Gojek itu mendengarkan keluh kesah dari para guru dan siswa di sekolah yang berada di perbatasan negara itu.
Unek-unek disampaikan oleh para guru dan siswa kepada Mendikbudristek itu.
Mulai dari masalah pemanfaatan dana BOS, tunjangan guru, hingga siswa yang mengadukan tak mendapat kucuran dana Kartu Indonesia Pintar (KIB) meski ia memegang kartu tersebut.