KUPANG, KOMPAS.com - Nasib nahas dialami Milikior Tlaan (45), warga Desa Tublopo, Kecamatan Bikomi Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT). Ia tewas setelah dirawat di rumah sakit akibat dianiaya.
Pria yang juga Ketua RT 014, Desa Tublopo, itu tewas setelah dianiaya Yeremias Maol dan kerabatnya. Yeremias Maol merupakan pengantin pria dan korban adalah saksi nikahnya.
"Kasus penganiayaan itu terjadi pada akhir pekan lalu," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah (Polda) NTT Komisaris Besar Polisi Ariasandy kepada Kompas.com, Rabu (26/10/2022) petang.
Baca juga: Masyarakat Adat NTT Tetap Akan Menggugat meski Kemenlu RI Tegaskan Pulau Pasir Milik Australia
Setelah dianiaya, lanjut Ariasandy, Milikior sempat dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kefamenanu untuk menjalani perawatan medis.
Korban meninggal beberapa hari setelah menjalani rawat jalan di rumah kerabatnya, Yohanis Sena, di Kensulat RT 015 RW 005, Kelurahan Kefamenanu Utara, Kecamatan Kota Kefamenanu, TTU.
Ariasandy menuturkan, kejadian penganiayaan itu bermula pada Rabu (19/10/2022) sekitar pukul 11.30 Wita. Saat itu, di Gereja Paroki St. Yosef Tublopo, Kabupaten TTU, berlangsung acara pemberkatan nikah Yeremias Maol dan Benedikta Tlaan oleh Pater, Anastasius Tomas Tamal.
Setelah pemberkatan, acara dilanjutkan dengan ramah tamah bersama keluarga di rumah.
Kemudian, pada Kamis (20/10/2022) dini hari sekitar pukul 01.00 Wita, korban yang adalah saksi nikah kedua mempelai menyampaikan kepada keluarga supaya acara dihentikan.
Korban juga minta agar menghentikan acara hiburan dansa karena tidak memiliki surat izin keramaian dan berpotensi terjadi kekacauan akibat banyak orang yang telah mengonsumsi minuman beralkohol.
Mendengar itu, Yeremias dan beberapa keluarganya yang juga dalam pengaruh alkohol tidak setuju dan mengeroyok korban tanpa alasan yang jelas.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.