ACEH BESAR, KOMPAS.com - Zulfan Saputra (18), anak dari pasangan Yusriana (57) dan Zulmahdi (60), warga warga Desa Lambeu, Kecamtan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar, hanya dapat terbaring di ranjang rumahnya menahan rasa sakit karena benjolan di punggungnya yang terus membengkak sejak dua tahun lalu.
“Awalnya anak saya pulang dari tempat mengaji mengeluh sakit di bagian punggung. Saya pikir masuk angin, saya oles minyak kayu putih, namun keluhannya masih sakit sehingga saya bawa ke tempat kusuk (tempat urut). Setelah itu besoknya sudah keluar benjolan (di punggung),” kata Yusriana kepada Kompas.com saat ditemui dirumahnya, Selasa (25/10/2022).
Tak kunjung sembuh, Zulfan justru terus mengeluh punggungnya terasa sakit. Akhirnya Yusriana dan suami membawa Zulfan ke Rumah Sakit Meuraxa, Banda Aceh, untuk mendapatkan pengobatan.
Baca juga: Derita Yohanes, Bayi di Manggarai Mengidap Hidrosefalus, Tak Punya Biaya Berobat ke RS
Hasil rontgen yang dilakukan di RS Meuraxa saat itu tidak menunjukkan adanya benjolan atau penyakit di area punggung.
“Setelah saya bawa ke (RS) Meuraksa, hasil rontgen tidak tampak apa-apa. Anaknya terus mengeluh sakit, sehingga saya bawa lagi ke lab cempaka," kata Yusriana.
"Di sana dirontgen kembali, hasilnya mulai nampak benjolan. Sehingga (petugas ambil tindakan) sedot carian dari benjolan, tapi tidak ada juga cairan, sehingga saya bawa berobat alternatif di kampung,” sebutnya.
Tak menyerah sampai di situ, Yusriana bersama suaminya terus berusaha untuk mengobati anaknya dengan membawa ke tempat dokter praktik di Banda Aceh. Dari hasil pemeriksaan, Zulfan divonis menderita tumor ganas dan disarankan untuk segera operasi.
“Dari dokter praktik itu kami disuruh harus langsung ambil rujukan untuk masuk ke rumah sakit Fakinah agar dapat dioperasi, dan setelah tiga hari selesai dioperasi sudah dibolehkan pulang. Selanjutnya disuruh kemoterapi setiap tiga hari sekali, sampai enam kali kemoterapi. Tapi, kondisinya tidak kunjung membaik malah semakin parah,” ceritanya.
Kendati Zulfan divonis mengidap tumor ganas, dia tetap menyelesaikan bangku sekolah meski harus merangkak ke sekolah.
“Walau kondisi sakit dia tetap sekolah takut dia nanti tidak lulus. Padahal, guru sudah memberitahukan tidak usah ke sekolah, tapi dia tetap ikut ujian. Dan hasilnya dia lulus sekolah SMK,” ungkapnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.