Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dulu Getol Menolak, Warga Wadas Ini Ungkap Alasan Akhirnya Setuju Lahannya untukTambang

Kompas.com - 25/10/2022, 20:25 WIB
Bayu Apriliano,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

PURWOREJO, KOMPAS.com - Proses pembebasan lahan di lokasi tambang quarry Desa Wadas Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo sudah mencapai 90 persen. Hanya tinggal 10 persen yang sampai saat ini masih menolak tambang.

Diketahui, sebelumnya pembebasan tanah milik warga Wadas ini sempat memanas. Sebab sejumlah warga terbelah menjadi dua kelompok yakni pro dan kontra tambang.

Meski demikian, sering berjalannya waktu ada juga warga yang semula menolak berubah menerima lahannya dijadikan lahan tambang.

Baca juga: Dulu Saya Pernah Nolak Quarry, Bahkan Ikut Serta Demo Wadas, tapi Sekarang Sudah Setuju

Salah satunya, Fahrurozi (49), warga Dusun Krajan, Desa Wadas. Dia dulunya getol menolak rencana tambang quarry di desanya. Namun, setelah adanya Peraturan Bupati terkait nilai ganti rugi tanam tumbuh yang cukup besar, ia berubah pikiran.

"Awalnya kita tidak memperbolehkan tapi sekarang boleh (untuk tambang). Itu ya tergiur dengan perbub," kata pemilik satu bidang lahan terdampak tambang ini.

Setelah melihat tingginya nilai ganti rugi tanam tumbuh itu, warga berbondong-bondong menanam pohon dan bibit. Kemudian pada hasil penilaian oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) pohon dan bibit yang ditanam warga tidak semuanya dihitung.

Hal inilah yang membuat warga kecewa lantaran di dalam perbub tersebut tidak dijelaskan aturan untuk menanam pohon.

"Kita dulu menolak karena tidak akan menjual tanah, tapi terus beredar perbub. Secara tertulis menguntungkan tapi kenyataannya (yang tidak dihitung) kita tidak bisa protes," kata dia usai musyawarah tanam tumbuh di balai Desa wadas pada Selasa (25/10/2022).

Pada musyawarah tanam tumbuh kali ini dihadiri sebanyak 45 orang pemilik 65 lahan di Desa Wadas. Mayoritas adalah mereka yang dulunya menolak tambang, tapi sekarang berbalik menerima tambang dengan berbagai alasannya.

Fahrurozi sendiri diketahui memiliki satu bidang lahan seluas kurang lebih 1.400 meter persegi dengan nilai ganti kerugian mencapai Rp 1 miliar lebih.

Baca juga: [POPULER NUSANTARA] Kisah Warga Wadas Jadi Miliarder Usai Dapat Ganti Rugi Tanah | Coretan Sarang Pungli di Mapolres Luwu

Kepala BPN Purworejo, yang juga sebagai Ketua Panitia Pengadaan Tanah (P2T), Andri Kristanto, mengatakan, musyawarah ini juga membahas tentang bentuk ganti kerugian. Ada beberapa bentuk ganti kerugian yakni berupa tanah pengganti atau uang cash.

"Mereka sudah sepakat semua bahwa bentuk pembayaran ganti kerugian dilakukan dalam bentuk uang rupiah," katanya.

Andri menyebut dari total lahan yang akan digunakan untuk pembangunan Proyek Bendungan Bener sebanyak 4.240 bidang tanah. Dari jumlah tersebut sebanyak 3.733 bidang sudah terselesaikan. Hal itu meliputi lahan tambang di Desa Wadas maupun tapak bendungan yang berada di Desa Guntur.

"Kita berharap di tahun 2022 ini bisa terealesasi semuanya," katanya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com