Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minimalisasi Kasus "Bullying", Kejati Jawa Tengah Beri Penyuluhan Hukum di Ponpes di Kendal

Kompas.com - 25/10/2022, 06:58 WIB
Slamet Priyatin,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

KENDAL, KOMPAS.com - Kasus bully antar siswa atau santri sering terjadi di beberapa sekolah atau pondok pesantren.

Untuk meminimalisasi kasus tersebut, Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah bekerja sama dengan Lembaga Dakwah Islam Indonesia Jawa Tengah, memberi penyuluhan hukum kepada 500 santri di pondok pesantren Genrus Nusantara Boarding Scool (GNBS) Kendal, Senin (24/10/2022).

Menurut Kasi Penerangan Hukum Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah, Bambang, kasus bully masih banyak di sekolah-sekolah dan pondok pesantren. Oleh sebab itu, perlu adanya pengetahuan hukum bagi siswa dan santri.

Baca juga: 5 Hal yang Dirasakan Orang Setelah Di-bully, Tidak Hanya Sakit Hati

“Kami memberi pengetahuan hukum secara umum kepada santri, biar mereka tahu hukum. Sebab negara kita negara hukum. Termasuk soal bully, kalau bully itu dilarang,” kata Bambang.

Ketua DPW LDII Jawa Tengah, Singgih Tris Sulistiyono, menambahkan penyuluhan hukum untuk siswa atau santri adalah salah satu programnya. Termasuk penyuluhan hukum di GNBS ini.

“Kebetulan GNBS ini adalah binaan kami. Kami berharap, setelah selesai penyuluhan hukum, siswa lebih paham hukum dan kasus bully bisa diminimalisasi,” jelas Singgih.

Sementara itu, Pembina Pondok Pesantren GNBS, Husein, mengaku kasus bully di pondok yang ia bina, masih ada. Namun semua kasus bisa diselesaikan dengan baik.

“Semua kasus bisa selesai di BK,” ujar Husein.

Husein menjelaskan, jumlah santri di Ponpes GNBS ada ribuan. Mereka berasal dari beberapa daerah,dan latar belakang yang berbeda.

Baca juga: Tanpa Kenakan Busana, Pria di Palangkaraya Bunuh Suami Istri Sahabatnya Sendiri karena Sering Di-bully

“Namanya anak, kadang bercandanya melebihi batas. Banyak juga yang belum tahu, bahwa membully temannya itu melanggar hukum.

“Dengan adanya penyuluhan hukum ini, kami harap santri tidak ada yang saling membuly,” kata Husein.

Terkait dengan hal itu, salah satu santri GNBS, Zidan, mengaku kalau ia sering dibully temannya. Tapi semuanya tidak ia hiraukan. “Mereka yang membully saya biarkan,” ujar Zidan.

Santri asal Kendal itu menjelaskan, dirinya tidak mau berkelahi dengan temannya hanya karena dibully. Sebab bisa mengganggu kosentrasi belajar.

“Tujuan saya di sini belajar,” pungkas Zidan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Regional
Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Regional
Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Regional
Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Regional
Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Regional
Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Regional
Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Regional
Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Regional
Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Regional
45 Anggota DPRD Babel Terpilih Dilantik 24 September, Ini Fasilitasnya

45 Anggota DPRD Babel Terpilih Dilantik 24 September, Ini Fasilitasnya

Regional
Golkar Ende Usung Tiga Nama pada Pilkada 2024, Satu Dosen

Golkar Ende Usung Tiga Nama pada Pilkada 2024, Satu Dosen

Regional
Pascabanjir, Harga Gabah di Demak Anjlok Jadi Rp 4.700 per Kilogram, Petani Tidak Diuntungkan

Pascabanjir, Harga Gabah di Demak Anjlok Jadi Rp 4.700 per Kilogram, Petani Tidak Diuntungkan

Regional
Terjebak di Dalam Mobil Terbakar, ASN di Lubuklinggau Selamat Usai Pecahkan Kaca

Terjebak di Dalam Mobil Terbakar, ASN di Lubuklinggau Selamat Usai Pecahkan Kaca

Regional
Pemkab Solok Selatan Gelar Lomba Kupas Buah Durian

Pemkab Solok Selatan Gelar Lomba Kupas Buah Durian

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com