Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perempuan Penyintas HIV, Buktikan Penyakitnya Tak Tulari Suami dan Anak, Kini Berperang Memutus Rantai Penularan

Kompas.com - 25/10/2022, 06:00 WIB
Suwandi,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

Setelah melewati masa sulit, setahun berselang Murni diangkat menjadi pekerja di Yayasan Kanti Sehati.

Pekerjaan baru ini membuatnya senang karena dapat membantu orang-orang dengan HIV.

Tujuh tahun bekerja, sudah banyak dia menemukan orang-orang dengan HIV.

Murni mendorong mereka untuk menerima keadaan dan rutin terapi minum obat.

Meski sempat mengalami banyak penolakan karena citra negatif penderita HIV, Murni tetap mengajak ibu-ibu rumah tangga untuk melakukan tes HIV, terutama bagi mereka yang memiliki suami bekerja di kapal dan sopir.

Target berikutnya adalah orang-orang yang melakukan seks berisiko seperti perempuan pekerja seks, lelaki seks lelaki, dan transgender.

Selama mendampingi penyintas, Murni menemui banyak perempuan yang putus asa setelah mengetahui statusnya positif HIV.

Rata-rata perempuan ini ketakutan persoalan jodoh. Sebagian dari mereka adalah anak-anak yang tertular dari ibu dan telah beranjak dewasa.

"Kita bimbing mereka dan kita pastikan HIV tidak akan menular kepada pasangan. Asal memiliki perencanaan yang matang. Saya ini contoh hidup. Memiliki suami negatif dan punya anak. Suami tidak tertular dan anak pun dua-duanya negatif," kata Murni.

Dengan meneladani Murni, banyak perempuan-perempuan dengan HIV menemukan pasangan dan hidup bahagia.

Punya anak dan tidak menularkan kepada suami dan anak. Hal ini disebabkan mulai dari mau menikah, perempuan-perempuan dengan HIV mendapat bimbingan.

"Kalau CD4 di atas 500 kemudian vira load atau virusnya tidak lagi terdeteksi, maka saat itulah waktu yang tepat untuk melaksanakan program membuat anak. Memang harus ada effort lebih untuk tes laboratorium kondisi tubuh," kata Murni.

Meskipun sudah menikah dan tubuh dalam keadaan sehat, kata Murni, selain masa subur harus menggunakan alat kontrasepsi saat berhubungan intim.

Perempuan Agen Perubahan

Setiap orang dengan HIV berhak memiliki pasangan dan membangun bahtera rumah tangga serta memiliki momongan.

Tak terkecuali kelompok paling rentan yakni anak-anak dan perempuan.

Ketua Yayasan Kanti Sehati, David Chandra Harwindo menuturkan, dari 10 orang dengan HIV di Jambi, sembila orang melepas masa lajang dan mempersunting pujaan hati.

Artinya, sebagian besar orang yang tercerahkan mampu menerima status pasangannya.

"Hanya satu orang yang gagal menikah karena keluarga pasangannya belum teredukasi terkait HIV dengan baik. Masih meyakini HIV itu mematikan dan dapat menularkan ke orang lain dengan mudah. Padahal penularan terjadi jika ada hubungan seksual dan penggunaan jarum suntik," kata lelaki yang sehari-hari disapa Eboy.

kebanyakan kasus orang dengan HIV positif tidak menularkan kepada pasangan yang negatif. Bahkan buah hatinya pun lahir normal dengan status negatif.

Tidak hanya itu, sambung Eboy, ada pasangan dengan HIV sama-sama positif, dapat melahirkan anak yang negatif.

Kasus ini, tentunya harus diawali dengan deteksi dini dan persiapan yang matang.

"Kalau sudah terdeteksi dini, 100 persen anak yang lahir dari pasangan dengan HIV positif, anaknya akan negatif. Tapi kalau tidak diketahui, maka risiko anaknya tertular sangat besar," kata Eboy.

Untuk pasangan dengan HIV positif dan telah merencanakan program memiliki anak, memang harus dilakukan bimbingan khusus,

Seorang ibu dengan HIV positif bisa menularkan virus secara vertikal ke bayinya pada masa kehamilan atau saat persalinan. Namun, saat ini kemungkinan tersebut bisa dicegah.

Selain itu, orang dengan HIV memiliki 99,8 persen kemungkinan melahirkan anak negatif HIV jika kehamilan direncanakan dengan baik.

Itu artinya, kini hanya 0,2 persen kemungkinan bayi lahir tertular HIV dari ibu.

Kunci awalnya adalah deteksi dini. Kemudian merencanakan kehamilan dan persalinan bagi pasangan dengan HIV.

Bagi orangtua dengan HIV yang tidak melakukan perawatan apapun selama kehamilan, memiliki peluang 35-40 persen untuk menularkan virus tersebut kepada buah hatinya.

Hanya sekitar 60 persen bayi yang lahir dari ibu dengan HIV tidak tertular.

Jika ibu dengan HIV sejak awal merencanakan kehamilan, dia harus rutin meminum obat antiretroviral (ARV) setiap hari, sesuai yang diresepkan dokter.

Dengan meminum obat ARV setiap hari tanpa putus dapat menekan jumlah virus (viral load) dalam darah hingga pada jumlah yang tidak lagi terdeteksi.

Pengujian laboratorium kekebalan tubuh ibu dengan HIV, kata Eboy harus rutin dilakukan untuk memastikan CD4 berada di atas 500. Dua kondisi ini, memungkinkan ibu dengan HIV dapat menjaga kesehatannya selama kehamilan dan mencegah bayinya tertular HIV secara vertikal.

"Kalau anak sudah lahir, ibu dengan HIV harus tetap terapi ARV, anaknya diberi profilaksis dan tidak memberi ASI secara langsung," kata Eboy.

Pemahaman masyarakat harus ditingkatkan, mengingat kemungkinan penularan dari ibu ke anaknya sangat bisa dicegah dengan penanganan yang tepat sebelum dan selama kehamilan.

Selama Masa Kehamilan Hingga Melahirkan

Dengan perencanaan yang matang, pasangan dengan HIV positif memiliki peluang besar untuk melahirkan anak negatif.

Terutama mulai dari awal (proses) berhubungan intim sampai masa hamil dan kelahiran berlaku sejumlah aturan.

Fadil Rulian, Dokter Anak di RS Raden Mattaher Jambi menuturkan, setelah positif hamil, ibu dengan HIV harus tetap rutin minum obat, menjaga kesehatan, menjaga CD4 selalu di atas 500, dan viral load rendah hingga tidak terdeteksi.

Hal serupa juga dilakukan sebelum proses hubungan intim. Fadil menyarankan pasangan dengan HIV, tetap memakai kondom saat berhubungan seksual.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggi Kolom Erupsi Eksplosif Gunung Ruang Sulut Capai 3.000 Meter

Tinggi Kolom Erupsi Eksplosif Gunung Ruang Sulut Capai 3.000 Meter

Regional
Gunung Ruang Status Tanggap Darurat, 11.615 Penduduk Harus Mengungsi

Gunung Ruang Status Tanggap Darurat, 11.615 Penduduk Harus Mengungsi

Regional
Skenario Menantu Rencanakan Pembunuhan Mertua di Kendari, Ajak Eksekutor Begal Korban

Skenario Menantu Rencanakan Pembunuhan Mertua di Kendari, Ajak Eksekutor Begal Korban

Regional
2,1 Juta Kendaraan Pribadi Keluar Masuk Jateng Selama Lebaran 2024

2,1 Juta Kendaraan Pribadi Keluar Masuk Jateng Selama Lebaran 2024

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Regional
Erupsi Gunung Ruang, PVMBG: Ada 2 Kampung Terdekat Berjarak 2,5 Km

Erupsi Gunung Ruang, PVMBG: Ada 2 Kampung Terdekat Berjarak 2,5 Km

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Regional
Percekcokan Pemuda Berujung Saling Serang di Kota Tual Maluku, 1 Korban Tewas

Percekcokan Pemuda Berujung Saling Serang di Kota Tual Maluku, 1 Korban Tewas

Regional
Ayah Perkosa Anak Kandung sampai Hamil di Banten, Sempat Temani Persalinan

Ayah Perkosa Anak Kandung sampai Hamil di Banten, Sempat Temani Persalinan

Regional
Melihat Kesibukan Warga Jawa Tondano Menyambut 'Bakdo Kupat'

Melihat Kesibukan Warga Jawa Tondano Menyambut "Bakdo Kupat"

Regional
Motif Menantu Otaki Pembunuhan Mertua di Kendari, Sakit Hati karena Tak Dianggap

Motif Menantu Otaki Pembunuhan Mertua di Kendari, Sakit Hati karena Tak Dianggap

Regional
Silsilah RA Kartini, Pejuang Emansipasi yang Berdarah Biru

Silsilah RA Kartini, Pejuang Emansipasi yang Berdarah Biru

Regional
Korban Meninggal Bentrok di Tual Maluku Dimakamkan

Korban Meninggal Bentrok di Tual Maluku Dimakamkan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com