MAUMERE, KOMPAS.com - Kasus malaria di Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai meningkat selama beberapa bulan terakhir.
Kepala Puskesmas Watubaing, Jumaldi menyebut, hingga Oktober 2022 jumlah penderita malaria di wilayah Talibura mencapai 55 orang.
"Ada 55 kasus malaria selama tahun 2022. Enam orang masih dirawat, sementara untuk tiga pasien sampel darahnya masih diperiksa," ujar Jumaldi saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (24/10/2022).
Jumaldi menerangkan, dari 55 kasus, mayoritas penderita malaria berasal dari Desa Lewomada yang mencapai 17 orang. Sebanyak enam dari 17 pasien sedang menjalani perawatan di puskesmas setempat.
Baca juga: Mengapa di Papua Banyak Malaria?
Menurutnya, meningkatnya kasus malaria tidak hanya disebabkan lingkungan yang kurang bersih tetapi juga mobilitas warga ke daerah yang mempunyai pasien malaria.
"Dari beberapa kasus malaria ketika dicek faktor pencetusnya tidak ada, ternyata ketika ditanyai daerah yang pernah dituju. Pasien itu pergi ke daerah yang ada kasus malaria. Sehingga kecurigaan kita, faktor pemicunya adalah mobilitas," jelasnya.
Jumaldi mengatakan, pihaknya telah berupaya melakukan pencegahan agar penyakit malaria tidak menyebar ke warga yang lain.
Namun, menurutnya, kasus malaria di wilayah itu bersifat kasuistik, sehingga cukup menyulitkan para nakes untuk melakukan upaya pencegahan.
"Misalnya di satu wilayah sudah tidak ada kasus. Tidak lama kemudian kasus malaria pindah ke wilayah lain, dan lokasinya lebih jauh lagi," katanya.
Ia mencontohkan, beberapa bulan lalu wilayah Desa Lewomada tidak ada laporan kasus malaria. Kasus paling banyak terjadi di Klatang dan Wailamu.
Bahkan kala itu, pemerintah dan puskesmas melakukan upaya dengan membagikan kelambu dan pemeriksaan darah secara masal.
Baca juga: Alami Gejala Malaria di Lokasi Tambang, Penambang Emas Ilegal Dievakuasi Tim SAR Manokwari
"Kasusnya hilang saat itu. Tetapi sekarang justru yang paling banyak muncul itu di Lewomada," katanya.
Kendati demikian, terang Jumaldi, pihaknya terus berusaha untuk melakukan langkah pencegahan dengan melakukan sosialisasi, pembagian kelambu, dan pemberantasan sarang nyamuk.
Ia juga berharap masyarakat terlibat aktif menjaga agar lingkungan tetap bersih.
"Sangat diharapkan dukungan masyarakat, yang paling penting itu merubah perilaku. Untuk sejauh ini belum ada laporan pasien yang meninggal dunia," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.