Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan Jadi 135 Orang, Farzah Dwi Kurniawan Meninggal Dunia di RSSA Malang

Kompas.com - 24/10/2022, 11:50 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Korban meninggal akibat tragedi Kanjuruhan bertambah menjadi 135 orang.

Farzah Dwi Kurniawan (20), meninggal dunia di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang, Minggu (23/10/2022) malam.

Anggota Tim Gabungan Aremania (TGA), Anwar, mengatakan bahwa Farzah menjalani perawatan di RSSA Malang usai tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).

"Benar, meninggal kemarin (Minggu) malam, tentu ini menjadi duka bagi kami," kata Anwar, Senin (24/10/2022).

"Almarhum sudah dari awal dirawat di RSSA," imbuhnya.

Baca juga: Farzah Dwi Kurniawan Meninggal di RSSA Malang, Korban Tragedi Kanjuruhan Jadi 135 Orang

Farzah lahir di Malang pada 2 Februari 2002. Dia adalah warga Jalan Sudimoro Utara RT 3 RW 17, Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur.

Jenazah Farzah telah dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Sudimoro pada Senin (24/10/2022) pagi.

Keluarga, tetangga, teman, dan sejumlah Aremania hadir dalam prosesi pemakaman jasad Farzah.

Penyebab tragedi Kanjuruhan menurut Komnas HAM

Sebelumnya, Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, menegaskan bahwa penyebab utama jatuhnya banyak korban dalam tragedi Kanjuruhan adalah tembakan gas air mata yang diarahkan ke tribune.

Hal itu dia sampaikan sebagai respons terhadap rekonstruksi tragedi Kanjuruhan yang dilakukan di lapangan Mapolda Jatim, Rabu (19/10/2022).

Baca juga: Bertemu Menteri Risma, Ayah Andi Setiawan Korban Tragedi Kanjuruhan Menangis Saat Terima Santunan

"Kami tidak tahu kenapa di rekonstruksi tidak ada (adegan) gas air mata (yang ditembakkan ke tribune), tetapi bagi Komnas HAM penyebab utama tragedi Kanjuruhan merupakan gas air mata yang ditembakkan ke tribune penonton," kata Choirul Anam, Jumat (21/10/2022).

Dia mengatakan, Komnas HAM mempunyai bukti berupa video yang menampilkan secara utuh tragedi Kanjuruhan, mulai dari penembakan gas air mata oleh aparat kepolisian, hingga jatuhnya korban.

"Apakah Komnas HAM punya data? Punya. Kami punya video kunci terkait itu, yang bisa menggambarkan posisi gas air mata sampai proses kematian, yang videonya diambil dari korban meninggal, dan itu clear bagi kami," ujar Choirul.

Selain itu, Choirul menyampaikan, pihaknya pun kini menelusuri penyebab lain tragedi Kanjuruhan, termasuk regulasi persepakbolaan di Indonesia.

Baca juga: Tanggapi Rekonstruksi Tragedi Kanjuruhan, Komnas HAM: Penyebab Utama Gas Air Mata

"Kami telusuri semuanya dari segi regulasi. Makanya kami juga panggil PSSI, Broadcaster, PT LIB termasuk tanya penyelenggara klub dan manajemen," pungkasnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Malang dan Batu, Nugraha Perdana | Editor: Dheri Agriesta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hadapi Pilkada, Elit Politik di Maluku Diminta Tak Gunakan Isu SARA

Hadapi Pilkada, Elit Politik di Maluku Diminta Tak Gunakan Isu SARA

Regional
Diisukan Maju Pilkada Semarang dengan Tokoh Demokrat, Ini Kata Ade Bhakti

Diisukan Maju Pilkada Semarang dengan Tokoh Demokrat, Ini Kata Ade Bhakti

Regional
Korban Kasus Dugaan Pencabulan di Kebumen Bertambah Jadi 6 Orang Anak, 1 Positif Hamil

Korban Kasus Dugaan Pencabulan di Kebumen Bertambah Jadi 6 Orang Anak, 1 Positif Hamil

Regional
Sebelum Tewas, Wanita Tinggal Kerangka di Wonogiri Miliki Hubungan Asmara dengan Residivis Kasus Pembunuhan

Sebelum Tewas, Wanita Tinggal Kerangka di Wonogiri Miliki Hubungan Asmara dengan Residivis Kasus Pembunuhan

Regional
Pilkada Kota Semarang, Sejumlah Pengusaha dan Politisi Antre di PDI-P

Pilkada Kota Semarang, Sejumlah Pengusaha dan Politisi Antre di PDI-P

Regional
Beredar Video Mesum 42 Detik di Lapas, Kemenkumham Jateng Bentuk Tim Khusus

Beredar Video Mesum 42 Detik di Lapas, Kemenkumham Jateng Bentuk Tim Khusus

Regional
Dua Kali Menghamili Pacarnya, Polisi di NTT Dipecat

Dua Kali Menghamili Pacarnya, Polisi di NTT Dipecat

Regional
PDI-P Pemalang Buka Pendaftaran Bacalon Bupati, Anom Wijayantoro Orang Pertama Daftar

PDI-P Pemalang Buka Pendaftaran Bacalon Bupati, Anom Wijayantoro Orang Pertama Daftar

Regional
Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Jual Beli BBM di Kalsel Akhirnya Ditahan

Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Jual Beli BBM di Kalsel Akhirnya Ditahan

Regional
Setelah dari KPU, Gibran Rencanakan Pertemuan dengan Sejumlah Tokoh di Jakarta

Setelah dari KPU, Gibran Rencanakan Pertemuan dengan Sejumlah Tokoh di Jakarta

Regional
Lecehkan Istri Tetangganya, Pria di Kalsel Ditangkap

Lecehkan Istri Tetangganya, Pria di Kalsel Ditangkap

Regional
Empat Nama Ini Diminta Golkar Persiapkan Pilgub Jateng 2024

Empat Nama Ini Diminta Golkar Persiapkan Pilgub Jateng 2024

Regional
Pilkada Manggarai Timur, Petahana Siprianus Habur Daftar ke Demokrat

Pilkada Manggarai Timur, Petahana Siprianus Habur Daftar ke Demokrat

Regional
Seekor Buaya yang Kerap Teror Warga di Maluku Tengah Ditangkap

Seekor Buaya yang Kerap Teror Warga di Maluku Tengah Ditangkap

Regional
Kasus Dugaan Pemalsuan Nilai di FISIP Untan Berlanjut, Kinerja Tim Investigasi Diperpanjang

Kasus Dugaan Pemalsuan Nilai di FISIP Untan Berlanjut, Kinerja Tim Investigasi Diperpanjang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com