Hal ini dilakukan supaya saat bersantap tata krama para tamu pada saat bersantap tetap terjaga.
Hidangan yang disajikan berupa nasi putih atau nasi minyak berada di tengah. Kemudian, ada lauk seperti rendang, malbi, ayam kecap, maupun opor. Sedangkan, pulu terdiri dari buah-buahan dan sayuran, seperti nanas, sambal, dan acar.
Kemudian disediakan piring dan cangkir. Tamu menyantap hidangan dengan menggunakan tangan.
Dengan syarat tersebut, tamu tidak perlu menggerakkan tangan terlalu jauh untuk meraih piring yang berisi lauk.
Syarat tersebut juga sesuai syariat Islam untuk mengajarkan para tamu menjaga perilaku.
Kegiatan tersebut juga disebut dengan basaji dan beringkes. Basajia adalah menghidangkan makanan dan beringkes merapikan semua kebutuhan.
Baca juga: Melihat Tradisi Megibung di Kampung Islam Denpasar, Diwariskan Secara Turun-temurun
Tugas Ngobeng
Selama prosesi ini, ngobeng akan melayani tamu secara langsung. Ngobeng akan memperhatikan kebutuhan tamu, seperti jika lauk pauk dan nasi habis bisa minta langsung kepada Ngobeng.
Secara estafet, Ngobeng akan mengoper piring-piring kecil makanan yang berisi lauk pauk.
Ngobeng juga dengan sigap akan membawa air dalam ceret dengan wadahnya untuk para tamu mencuci tangan.
Namun selama dalam prosesi, para tamu akan menjaga perilaku karena mereka akan berhadapan dengan tamu yang berada di depannya.
Cara penyajian makanan seperti ini juga menciptakan suasana penuh keakraban.
Tamu yang hadir dapat saling ngobrol satu sama lain, selain mereka tidak perlu antri namun secara bergantian saling mengoper piring.
Tradisi ini juga menumbuhkan kegotong royongan
Sumber:
tribunsumselwiki.tribunnews.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.