Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

32 Tahun Mengabdi sebagai Guru Honorer, Hasyim Tak Kunjung Diangkat Jadi PPPK

Kompas.com - 19/10/2022, 13:03 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Hasyim (59), dinyatakan lulus seleksi Passing Grade (PG) Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 2021 setelah 32 tahun berprofesi sebagai guru honorer.

"Sudah 32 tahun (menjadi guru honorer), kurang lebih 6 bulan lagi saya pensiun," kata Hasyim, dikutip dari Tribunnews.com, Rabu (19/10/2022).

Akan tetapi, sampai saat ini, Hasyim tak kunjung mendapat kejelasan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu mengenai pengangkatannya menjadi PPPK.

"Saya ini sudah 19 kali ikut tes untuk diangkat PNS (Pegawai Negeri Sipil), sampai lulus PG PPPK lalu," ujar Hasyim.

Hasyim yang saat ini menjabat sebagai Kepala SMKS 15 Taruna, Padang Serai, Kota Bengkulu, mengatakan bahwa gaji yang diterimanya sekarang terbilang kecil, apalagi di tengah kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok.

Baca juga: Jual Pupuk Subsidi secara Ilegal, Guru Honorer di Bondowoso Ditangkap

"Gaji sekarang ditambah tunjangan kepala sekolah itu sekira Rp 1,9 juta. Meskipun angka itu minim untuk mencukupi, tapi alhamdulillah ada saja rezekinya," ucap Hasyim.

Hasyim menjelaskan, tak mudah baginya untuk dapat lulus PG PPPK. Dia mengaku harus belajar soal teknologi mengingat tes yang diikutinya menggunakan sistem komputerisasi.

Dia mengisahkan, kariernya dimulai sebagai pengajar di SMP SMA Gama, kemudian pada tahun 2001, dia menjadi tenaga pendidik di SMP Jagakarsa, Sawah Lebar, Kota Bengkulu.

Selanjutnya, pada tahun 2009, Hasyim mulai mengajar di SMA Budi Mulia. Di sekolah inilah Hasyim dipercaya sebagai kepala sekolah selama dua periode.

Hasyim pun kini melanjutkan kariernya sebagai seorang pengajar di SMK 15 Taruna Padang Serai, Kota Bengkulu.

Baca juga: Pemkab Aceh Utara Hanya Punya Anggaran untuk Gaji Honorer 9 Bulan

"Jadi kalau mengabdi itu ya karena memang pendidikan kita guru, ya kewajiban kita," tandasnya.

Saat ini Hasyim masih memperjuangkan nasibnya untuk segera diangkat menjadi PPPK. Bersama 524 guru honorer lainnya, mereka menuntut haknya ke Pemprov Bengkulu.

"Ya memang perjuangan ini panjang, apalagi saya akan pensiun, tapi ini buat menyemangati kawan-kawan lain, untuk memperjuangkan hak kami," pungkasnya.

Aksi ratusan guru honorer Bengkulu

Sebelumnya, ratusan guru honorer yang telah lulus PG PPPK 2021 menggelar aksi di depan Kantor Gubernur Bengkulu, Senin (17/10/2022).

Juru bicara guru honorer yang lulus PG seleksi PPPK 2021, Yuniana, mengaku kecewa dengan ketidakpastian pengangkatan mereka sebagai PPPK.

Baca juga: Menteri PAN-RB Siapkan 3 Skenario untuk Hadapi Penghapusan Honorer

"Hasil audiensi terakhir, ada informasi kalau anggaran itu ada, bahkan DAU (dana alokasi umum) itu naik jadi Rp 28,1 miliar, " ujar Yuniana, di depan Kantor Gubernur Bengkulu.

Kekecewaan serupa juga dilontarkan Febi Saputra, guru honorer dari Kabupaten Mukomuko.

Dia menegaskan, bahwa para guru honorer yang telah lulus PG PPPK 2021 menginginkan kepastian perihal pengangkatannya.

"Proses yang kami lalui tidak mudah, semua tahapan kami ikuti, tapi kok tidak ada kepastian. Kami kecewa," tegasnya.

Alih-alih mendapat kejelasan, para guru honorer itu justru kembali menelan kekecewaan.

Baca juga: 4.177 Tenaga Honorer Bengkulu Terdaftar Sebagai Non-ASN

Harapan mereka untuk menyampaikan langsung keluh kesahnya kepada Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, gagal.

"Ini belum direalisasikan, karena memang pak gubernur sedang dinas di luar, itu yang disampaikan oleh pihak pemprov tadi. Harapannya, kita bisa diakomodasi tahun ini, Kalau tidak bisa, langsung putus di sini, kami akan ke Kemenpan-RB," ujarnya.

Yuniana berharap, dengan aksi para guru honorer itu, jalan keluar masalah yang sedang mereka hadapi bisa ditemukan.

Audiensi dengan pihak pemprov

Meski tak bisa bertemu langsung dengan Gubernur Bengkulu, perwakilan guru honorer yang menggelar aksi dipersilakan mengikuti audiensi bersama jajaran Pemprov Bengkulu, yakni Asisten I, Khairil Anwar, Kaban BKD Provinsi Bengkulu, Gunawan Suryadi, dan Kabid GTK Dikbud Provinsi Bengkulu, M Syafiri.

Baca juga: Upah Disetarakan UMK Daerah, Guru Honorer Ini Bisa Tabung Biaya Pendidikan Anak dan Rintis Usaha

Hasilnya, Dinas pendidikan dan para peserta aksi akan mendata jumlah kuota untuk PPPK guru di Dinas Dikbud Provinsi Bengkulu.

"Intinya sekarang kita berkoordinasi dengan Diknas tentang usulan ini, karena kan belum ada pengajuan dari Diknas. Kita akan memperjuangkan ini, selagi ada waktu," tandasnya.

Tanggapan Pemprov Bengkulu

Sementara itu, Asisten I Pemprov Bengkulu, Khairil Anwar, menjamin tuntutan dari para guru honorer yang telah lulus uji PG PPPK 2021 akan sampai ke Gubernur Bengkulu.

"Jadi ini penyampaian aspirasi dari kawan-kawan guru honorer, ada 524 orang. Memang yang dinyatakan lulus, tapi belum diangkat. Bukan tidak diangkat ya, bukan dihapuskan," kata Khairil.

Dia mengatakan, para guru honorer yang telah lulus uji PG PPPK ini tetap berpeluang menerima pengangkatan yang akan diakomodasi ke Dikbud Provinsi Bengkulu.

Baca juga: Kendala Jaringan Internet, 1027 Tenaga Honorer di Perbatasan RI–Malaysia Belum Terinput

"Itu nanti jadi bahan untuk pertemuan dengan pak gubernur. Untuk mencari langkah-langkah yang akan dilakukan. Jadi saat sudah sampai ke gubernur, sudah ada nanti," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com