KOMPAS.com - Di sejumlah titik, di Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng), beredar spanduk yang berlogo Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dengan bertuliskan "#AkuDuduWongmu, Aku PDI Perjuangan". Spanduk tersebut salah satunya terpasang di wilayah Kelurahan Puwodiningratan, Kecamatan Jebres, Kota Solo.
Ketua Dewan Perwakilan Cabang (DPC) PDI-P Solo FX Hadi Rudyatmo membenarkan bahwa spanduk itu milik partainya. Dia mengatakan spanduk tersebut sudah lama ada, yakni sejak tahun 2004 lalu.
Spanduk yang terbaru dipasang pada 16 dan 17 Oktober kemarin.
Baca juga: PDI-P Solo Pasang Spanduk #AkuDuduWongmu, Aku PDI Perjuangan, FX Rudy Ungkap Maknanya
Pria yang akrab disapa Rudy itu mengungkapkan spanduk tersebut merupakan peringatan bagi kader PDI-P yang akan mencalonkan diri pada pemilu mendatang. Dia menegaskan bahwa semuanya merupakan kader partai dan bukan bagian sosok tertentu.
"Yang dimaksud wong (orang) PDI Perjuangan, adalah semua kader PDI-P, itu orangnya PDI-P. Bukan orangnya si A atau si B. Perkara nanti di dalam bilik suara, mau dukung Rudy, Paijo atau yang lain soal. Tapi, tetap PDI Perjuangan," katanya, Selasa (19/10/2022).
Rudy mengungkapkan peringatan itu menyusul adanya indikasi saling mengklaim hasil kerja.
"Karena sudah ada indikasi klaim. Kalau suaraku dapat banyak hasil kerja sendiri. Kalau itu hasil sendiri, maka dulu daftar sendiri ke KPU (Komisi Pemilihan Umum), itu maksud saya," ujar Rudy.
Mantan Wali Kota Solo ini juga berpesan agar sesama kader PDI-P tidak saling sikut. Maka dari itu, semua kader adalah orangnya PDI-P
"Begini lho, saya selalu menyampaikan, begini, kalau jadi kader PDI-P pesan saya pertama, jangan sering ikut lomba tarik tambang, nanti erek-eretan pendukung. Kedua, jangan ikut lomba makan kerupu, nah nanti ngereketi (menggerogoti) pendukung lainnya. Makanya semua adalah wong (orang) PDI-Perjuangan," tuturnya.
Lebih lanjut Rudy juga memperingatkan agar para kader yang nantinya terpilih dalam pemilu tidak sombong. Pasalnya, tanpa ada lambang PDI-P, para kader tidak akan dipilih masyarakat.
"Ojo do kemaki, nek lungguh nang kono jo sok merasa pinter (kalian jangan sombong, kalau sudah duduk disana jangan merasa pintar). Ojo rumungso biso (jangan merasa bisa) karena tidak ada lambang PDI-P, tidak akan dipilih orang, sehingga harus tau diri, " tegasnya. (Penulis: Kontributor Kota Solo, Fristin Intan Sulistyowati | Editor : Robertus Belarminus)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.