Namun, anggapan tersebut dianggap keliru karena kebanyakan orang dengan HIV adalah ibu rumah tangga, ada tokoh agama, perawat, dan anak muda.
"LSM yang saya dirikan karena pengalaman pribadi dan LSM ini dari orang sakit untuk orang sakit, sehingga saya memberikan pendampingan,"imbuhnya.
Bahkan, beberapa orang dengan HIV yang pernah dirawat di LSM Perjuangan saat ini sudah sembuh dan sudah menjadi relawan.
Pendampingan yang dilakukan, yakni layanan kesehatan dan terapi HIV dengan mengingatkan penderita agar mengkonsumsi obat tepat waktu.
Pihaknya juga mendampingi keluarga orang dengan HIV agar menjadi Pengawas Minum Obat (PMO) bagi keluarga yang terinfeksi penyakit itu.
Welhelmus mengatakan, orang dengan HIV kesulitan mendapatkan pekerjaan karena adanya stigma negatif dari masyarakat terkait keberadaan mereka.
Untuk itu, LSM Perjuangan melakukan pemberdayaan ekonomi dan memberikan modal usaha, sehingga banyak orang dengan HIV yang memiliki usaha mandiri seperti warung makan, mebel, dan kios.
"Pendampingan oleh LSM Perjuangan pun dilakukan sepanjang masa tanpa batas waktu," ujarnya.
Baca juga: Cegah Penyebaran HIV/AIDS, Dinkes Kota Bekasi Alokasikan 16.560 Alat Kontrasepsi
Welhelmus pun bersyukur dengan dukungan dari pemerintah. Apalagi, saat ini di setiap kelurahan di Kota Kupang sudah ada wadah Warga Peduli Aids (WPA) yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.
"Saya berharap, orang dengan HIV tidak dikucilkan dan didiskriminasi di dunia kerja tetapi diberikan peluang yang sama," kata dia.
Welhelmus mengaku, pada 2018, 12 orang anggotanya, mendapat bantuan modal usaha dari Kementerian Sosial.
Setiap anggota, mendapat uang sebesar Rp 3 juta. Uang itu digunakan mengembangkan usaha yang sudah digeluti anggotanya selama ini.
Menurut Welhelmus, dengan susahnya orang dengan HIV mendapat kesempatan kerja, maka dia mendorong anggotanya untuk bisa berusaha sendiri.
Selain bantuan dari Kementerian Sosial, ada juga bantuan operasional untuk para pendamping orang dengan HIV dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Kupang.
Namun sejak 2020, tidak ada lagi bantuan untuk orang dengan HIV, termasuk LSM yang sudah dibentuknya.
Meski begitu, Welhelmus tetap berusaha sekuat tenaga dengan dana sendiri untuk mendampingi anggotanya yang tersebar bukan hanya di Kota Kupang, tetapi juga di delapan kabupaten lainnya di NTT.
Dia yakin, ada saja rezeki yang didapat jika aktivitasnya dilakukan untuk kepentingan orang banyak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.