KOMPAS.com - Tugu Juang Jambi terletak di Jalan Hos Cokroaminoto No 4, Kelurahan Selamat, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi, Jambi.
Tugu Juang Jambi merupakan simbol perjuangan rakyat Jambi dalam meraih kemerdekaan dan berhasil mengusir penjajah.
Salah satu ikon Jambi ini diresmikan oleh Masjchun Sofwan, Gubernur Jambi saat itu, pada tanggal 5 Januari 1984.
Tugu Juang Jambi untuk memperingati perjuangan rakyat Jambi melawan penjajah Belanda pada agresi militer II di Jambi, tanggal 29 Desember 1949.
Agresi militer II merupakan upaya Belanda untuk kembali menguasai Indonesia kembali setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Pada tanggal 29 Desember 1949, tentara Belanda mendarat di Bandara Palmerah dan Bajubang. Kemudian, mereka bergerak mengepung kota dari segala penjuru.
Baca juga: Sejarah Tugu Yogyakarta: Makna, Fungsi, dan Keunikan
Badan Keamanan Rakyat (BKR) dengan prajurit Tentara Nasional telah telah siap melawan Belada. Pertempuran sengit antara pejuang Jambi dan Belanda terjadi hingga tengah malam.
Pertempuran tersebut dikenal dengan Perang Simpang Tiga Sipin.
Tugu Juang Jambi atau Simpang Tiga Sipin merupakan saksi bisu sekaligus untuk mengenang perjuangan rakyat Jambi melawan penjajah Belanda. Banyak rakyat Jambi yang gugur dalam peristiwa ini.
Tugu Juang Jambi merupakan ikon yang cukup mencolok. Tugu dapat terlihat dari kejauhan.
Tugu Juang Jambi berupa patung seorang laki-laki yang memegang bambu runcing berwarna gelap.
Awalnya patung tersebut berwarna perunggu. Namun karena terkena perubahan cuaca selama bertahun-tahun, warna patung berubah gelap.
Patung Tugu Juang Jambi dibuat oleh Sumardi, perupa di Jambi. Patung mulai dibuat pada tahun 1991.
Baca juga: Tugu Proklamasi, Monumen Peringatan Kemerdekaan Indonesia
Pembuatan patung merupakan bagian terakhir dari keseluruhan pembuatan monumen tersebut.
Patung menggambarkan pejuang yang membawa bambu runcing dan bendera merah putih yang diikat.
Pejuang yang digambarkan dalam patung tersebut juga membawa keris dan sarung, karena orang zaman dahulu identik dengan sarung. Ditambah, ada ikat kepala yang melilit pada kepala pejuang itu.
Konon, patung itu rencananya juga menggunakan sepatu. Namun penggunaan sepatu tidak jadi digunakan karena perang pada zaman dahulu, khususnya rakyat jambi, belum familiar menggunakan sepatu.
Akhirnya, patung tersebut dibuat tanpa alas kaki dan celana bagian bawahnya digulung.
Patung dikerjakan selama dua tahun setelah desain disetujui dengan tenaga kerja sebanyak empat orang ditambah perupa.
Saat ini, Tugu Juang Jambi menjadi kawasan yang cukup ramai. Banyak masyarakat yang datang di tempat ini.
Baca juga: Sejarah Tugu Muda Semarang
Di sekitar Tugu Juang Jambi, banyak terdapat berbagai wahana permainan anak-anak dan kuliner. Selain itu, kawasan Tugu Juang Jambi sangat strategis.
Sumber:
jambiprov.go.id, tribunjambiwiki.tribunnews.com, dan direktoripariwisata.id
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.