SEMARANG, KOMPAS.com - Menanggapi pernyataan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang mengajak warga mengganti beras dengan sagu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) keberatan. Pasalnya Jateng tidak memiliki lahan sagu.
Kepala Dinas Perkebunan dan Pertanian Supriyatno menyebutkan Jateng memiliki lahan baku sawah seluas 1.049.600,78 hektar, yang pada tahun 2021 menghasilkan 9,62 juta ton gabah kering giling.
“Kalau harus diganti dengan sagu artinya kami harus mengubah banyak hal untuk bisa memproduksi sagu,” tegasnya kepada Kompas.com, Senin (10/10/2022).
Baca juga: Kalbar Dikepung Banjir, Bupati dan Wali Kota Diminta Bagikan Cadangan Beras ke Warga Terdampak
Pihaknya harus melakukan banyak hal untuk mewujudkan ajakan Mentan. Mulai dari mengubah lahan agar siap tanam sagu, mengubah budaya.
Tak terkecuali mengondisikan perilaku petani agar mau menerima tanaman sagu. Termasuk juga mengubah kebiasaan makan beras ke sagu.
“Tidak mudah dan perlu biaya tinggi,” katanya.
Menurut Supriyatno, akan lebih tepat bila pemerintah pusat mengajak masyarakat menambah potensi produksi pangan alternatif sesuai kondisi lapangan, alih-alih menyebut sagu.
“Kalau di Jateng bisa dikembangkang sorgum, ketela pohon, porang atau yang lain yang bisa dijadikan pangan alternatif selain beras,” terangnya.
Sementara harga besar yang sempat dikhawatirkan naik, pihaknya mengatakan perlu melihat lonjakan di tingkat petani atau di tingkat pasar. Pasalnya, harga melonjak di tingkat pasar belum tentu terjadi di tingkat petani.
Lebih lanjut, ia memaparkan Perkembangan komoditas pangan alternatif ubi kayu hingga Oktober 2022, dari luas panen 98.809 hektar diproduksi sebanyak 2.990.539 ton di 30 Kabupaten/Kota.
Perkembangan komoditas pangan alternatif ubi jalar di periode yang sama dari luas panen 4.093 hektar diproduksi sebanyak 105.138 ton dari 32 Kabupaten/Kota.
Perkembangan komoditas pangan alternatif sorgum hingga akhir 2022 dari luas panen 547 hektar diproduksi sebanyak 2.714,2 ton dari 5 Kabupaten/Kota.
Meski angka tesebut terbilang banyak, Pemprov Jateng tetap fokus pada pengembangan dan produksi tanaman pangan padi.
“Secara agronomi (budidaya) Jateng lebih siap dan pas untuk tanaman pangan padi,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.