Suatu saat, Syamsul Bahri harus melanjutkan sekolah dokter ke Jakarta.
Baca juga: Sejarah Jembatan Ampera yang Jadi Ikon Kota Palembang
Datuk Maringgih adalah orang kaya yang kikir di Padang. Dengan tipu muslihatnya, Bagindo Sulaiman jatuh miskin yang akhirnya harus meminjam uang kepada Datuk Maringgih.
Namun, uang itu tidak dapat dikembalikan oleh Bagindo Sulaiman. Kemudian, Datuk Maringgih mengadu kapada Belanda supaya Bagindo Sulaiman dipenjarakan.
Datuk Maringgih memberikan pilihan lain kepada Bagindo Sulaiman, bahwa Bagindo Sulaiman dapat tidak dipenjara asalkan Siti Nurbaya dapat diperistri oleh Datuk Maringgih.
Siti Nurbaya tanpa dipaksa oleh ayahnya rela menikah dengan Datuk Maringgih.
Samsul Bari kecewa mendengar perkawinan Siti Nurbaya, ia bahkan nekad untuk bunuh diri. Namun, rencana berhasil digagalkan oleh seseorang.
Sementara di Padang, Sutan Mahmud sudah mendengar bahwa Samsul Bahri telah meninggal dunia karena bunuh diri.
Urung bunuh diri, Samsul Bahri masuk menjadi opsir Belanda. Saat, Samsul Bahri dikirim ke Padang untuk memadamkan suatu pemberontakan, ia bertemu dengan pemberontak yang dikepalai Datuk Maringgih.
Baca juga: Helena Sky Bridge, Jembatan Gantung di Taman Nasional Bantimurung
Dalam pertempuran tersebut, Datuk Maranggih meninggal dunia. Samsul Bahri meninggal setelah berada di rumah sakit.
Sedangkan, Siti Nurbaya sudah lama meninggal dunia karena diracun oleh Datuk Maringgih.
Hingga saat ini, Gunung Padang terdapat lima kuburan yang berjejer, yaitu kuburan Bagindo Sulaiman, kuburan Siti Nurbaya, kuburan Samsul Bahri, kuburan Sutan Mahmud (ayah Samsul Bahri), dan kuburan Siti Maryam (ibu Samsul Bahri).
Sumber:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.