Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompleks Kafe dan Karaoke di Blora Ditutup, Ini Tanggapan Para LC

Kompas.com - 07/10/2022, 07:40 WIB
Aria Rusta Yuli Pradana,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

BLORA, KOMPAS.com - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kabupaten Blora menutup kompleks kafe dan karaoke Cumpleng Indah (CI) yang berada di Desa Todanan, Kecamatan Todanan, Blora, Jawa Tengah.

Penutupan tersebut dibantu oleh aparat gabungan yang terdiri dari unsur TNI-Polri.

Hampir tidak ada penolakan dari para pengusaha ataupun masyarakat saat aparat gabungan itu menyegel pintu-pintu kamar dan memasang papan peringatan di kompleks tersebut.

Baca juga: Perkosa LC Kafe, Seorang Pria di Rembang Terancam Dipenjara 12 Tahun

Sebab sebelum ditutup, kompleks hiburan malam itu sempat didemo oleh emak-emak yang tidak suka dengan hadirnya kafe dan karaoke tersebut karena dianggap meresahkan.

Selain itu, Satpol-PP juga telah memberikan surat peringatan sebanyak tiga kali agar kompleks tersebut tidak lagi beroperasi.

Sedangkan alasan ditutupnya kompleks tersebut karena menyalahi peraturan daerah dan sejumlah pelanggaran lainnya.

Dengan ditutupnya sekitar 20 tempat kafe dan karaoke, cukup disayangkan oleh lady companion (LC) yang bekerja di kompleks tersebut.

"Ya tetap sedih, karena cuman ini bahan pekerjaan kita," ucap Yusnita yang lebih dari setahun bekerja di kompleks tersebut.

Padahal, mereka yang menggantungkan hidupnya sebagai seorang LC bukanlah warga lokal, melainkan warga dari luar daerah, seperti Purwodadi, Purworejo, Wonogiri, bahkan ada yang dari Lampung.

Baca juga: Saat Kegiatan Masyarakat Dibatasi, Oknum PNS Ini Malah Mabuk dengan LC di Tempat Karaoke

"Ya harapan kita pemerintah bisa buka hati untuk membuka ini lagi," kata perempuan berusia 28 tahun tersebut.

Dengan ditutupnya tempat hiburan malam tersebut, dirinya mengaku bingung dan memilih untuk tetap bertahan sembari mengurus perizinannya.

"Ya mungkin kita buka lagi sampai ada imbauan. Kalau biar bisa buka lagi kan kita harus punya izin dulu ya, mungkin bisa kembali lagi ya nunggu itu dulu," ujar janda dua anak tersebut.

Senada dengan Yusnita, seorang LC lainnya yaitu Yesi mengaku sedih dengan ditutupnya kompleks kafe dan karaoke tersebut.

Baca juga: Cerita PNS Diturunkan Pangkatnya Selama 3 Tahun, Bermula Ketahuan Mabuk Ditemani LC

"Ya sedih pak, karena tidak bisa berkerja. Hampir seminggu ini kita juga butuh biaya untuk anak, buat keluarga, karena usahanya baru di sini ya kita belum punya usaha yang lain, ya sedih pak," kata dia.

Dirinya mengaku akan segera mengurus perizinan agar bisnis usahanya tersebut diizinkan oleh pemerintah.

"Semua pengelola komplain masalah perizinan, padahal kami juga ingin mengizinkan usaha kita masing-masing," ujar perempuan yang sudah 4 tahun bekerja di kompleks tersebut.

Namun, apabila tidak dapat mengurus perizinannya, maka dirinya akan membuka usaha warung di lokasi tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Faktor Ekonomi, 5 Smelter Timah yang Disita Kejagung akan Dibuka Kembali

Faktor Ekonomi, 5 Smelter Timah yang Disita Kejagung akan Dibuka Kembali

Regional
Soal Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Residivis Pembunuhan, Ada Bekas Luka Bakar

Soal Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Residivis Pembunuhan, Ada Bekas Luka Bakar

Regional
Pencarian Dokter RSUD Praya yang Hilang Saat Memancing di Laut Dihentikan

Pencarian Dokter RSUD Praya yang Hilang Saat Memancing di Laut Dihentikan

Regional
Dampak Banjir Demak, Ancaman Hama dan Produksi Kacang Hijau Bagi Petani

Dampak Banjir Demak, Ancaman Hama dan Produksi Kacang Hijau Bagi Petani

Regional
Direktur Perumda Air Minum Ende Nyatakan Siap Maju Pilkada 2024

Direktur Perumda Air Minum Ende Nyatakan Siap Maju Pilkada 2024

Regional
Awal Mula Temuan Kerangka Wanita di Wonogiri di Pekarangan Rumah Residivis Kasus Pembunuhan

Awal Mula Temuan Kerangka Wanita di Wonogiri di Pekarangan Rumah Residivis Kasus Pembunuhan

Regional
[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

Regional
Sindir Pemerintah, Warga 'Panen' Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Sindir Pemerintah, Warga "Panen" Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Regional
Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Regional
Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Regional
Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Regional
Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com