Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Purworejo 17 Tahun Ditahan Majikan di Malaysia, Paspor Disita, Tak Boleh Pulang

Kompas.com - 06/10/2022, 22:19 WIB
Bayu Apriliano,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

PURWOREJO, KOMPAS.com - Seorang perempuan warga Negara Indonesia (WNI) asal Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, berinisial MH, ditahan oleh majikannya selama 17 tahun di Sarawak Malaysia.

Selama belasan tahun, MH tak diizinkan pulang menengok keluarganya di Tanah Air oleh majikannya.

Ketua DPRD Kabupaten Purworejo Dion Agasi Setiabudi mengatakan, pihaknya mendapat laporan kejadian tersebut dari keluarga korban yang berada di Desa Jetis, Kecamatan Loano.

Mendapat laporan tersebut, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching.

Baca juga: Aremania Purworejo dan Kelompok Suporter Lain Galang Dana untuk Korban Kanjuruhan Malang

"Di sana bekerja, paspor ditahan tidak diizinkan pulang, jadi setiap mau pulang tidak diizinkan, kami beberapa waktu yang lalu terima laporan dari keluarganya yang ada di desa," kata Dion, pada Kamis (6/10/2022).

Untuk membantu pemulangan MH, kata Dion, pihaknya terus berkoordinasi berkoordinasi dengan KJRI Kuching.

Proses pemulangan tersebut berjalan sekitar 2 bulan sejak laporan awal diterima DPRD Purworejo.

Diketahui, MH ditahan di Malaysia selama 17 tahun yakni sejak 2005 hingga 2022.

Selama proses pemulangan ke Tanah Air, KJRI Kuching bekerja sama dengan Polis Diraja Malaysia Sibu, untuk menjemput MH di tempat majikannya.

 

"Laporannya mungkin sudah 2 bulanan, KJRI di sana komunikasi dengan kepolisian Malaysia, setelah dijemput korban sempat 2 mingguan ditampung di KJRI. Korban menunggu untuk hak-haknya dilunasi dulu sama mantan majikannya," kata dia.

Pemulangan MH mulai dari Sarawak Malaysia, perbatasan Entikong, menuju Pontianak hingga ke Purworejo mendapat pendampingan langsung dari staf KJRI Kuching.

Korban dan rombongan sampai di Bandara Yogyakarta International Airport pada pukul 14.00 WIB.

Baca juga: Ketua Seknas Ganjar Kabupaten Purworejo: Partai Kalau Tidak Mendengarkan Suara Rakyat Akan Ditinggal Pemilihnya

Dion menghimbau agar masyarakat lebih hati-hati untuk memilih agen penyaluran TKI keluar negeri.

Ia menyebut kasus serupa banyak terjadi bahkan angkanya mencapai ratusan orang setiap tahunnya.

"Sebelum berangkat bekerja jadi TKI harusnya wajib komunikasi dengan disnakertrans, supaya bisa dicek agennya ini resmi terdaftar atau abal-abal. Saya tahu karena saya komunikasi dengan KJRI Kuching, setiap tahun kasus-kasus seperti ini jumlahnya ratusan," tutup dion.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Regional
Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Regional
Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Regional
Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Regional
Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Regional
BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com