LAMPUNG, KOMPAS.com - Ayah dan anak di Kabupaten Way Kanan, Lampung, E (38) dan DW (17) tega membunuh satu keluarga lalu membuangnya ke dalam septic tank dan mencornya dengan semen.
Ternyata korban bersaudara. Korban berjumlah 5 orang. Mereka yakni Zainudin (60), Siti Romlah (45), Wawan (55), Z (5), dan Juwanda (26).
Kedua pelaku diketahui merupakan anak dan cucu dari korban Zainudin. Berdasarkan pemeriksaan sementara, E membunuh karena masalah perebutan harta warisan milik Zainudin.
"Korban Siti Romlah dan Juwanda adalah ibu dan adik tiri pelaku E," kata Kapolres Way Kanan, AKBP Teddy Rachesna saat dihubungi Kompas.com, Kamis (6/10/2022).
Baca juga: Jasad Satu Keluarga di Septic Tank, Kades Sebut Pelaku Sudah Jual 2 Lahan Korban
Dari hasil pemeriksaan sementara, aksi keji E dipicu masalah perebutan harta warisan milik Zainudin.
"Diduga motif pembunuhan ini adalah masalah harta, pelaku EW ingin menguasai harta milik korban Zainudin," jelasnya.
Perampasan nyawa itu diduga terjadi pada Oktober 2021. Kala itu, E mendatangi rumah korban dan membunuh keempatnya secara sadis.
Pelaku menghabisi nyawa korban menggunakan kapak. Setelah tewas, keempat jasad korban dibuang ke septic tank yang berada di belakang rumah.
Selanjutnya, pelaku menutup septic tank itu dengan cara dicor menggunakan semen. Sementara pembunuhan terhadap Juwanda diduga terjadi pada Februari 2022.
Baca juga: Perebutan Warisan Jadi Motif Satu Keluarga di Lampung Dibunuh dan Dibuang ke Septic Tank
Dari keterangan pelaku DW, anak E, Juwanda dibunuh saat sedang terlelap tidur. Pelaku menghabisi nyawa korban menggunakan pipa besi.
Jasad korban kemudian dibawa menggunakan pikap ke perkebunan singkong lalu dikubur.
Dua tersangka pelaku pembunuhan sadis sekeluarga di Kampung Marga Jaya, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung.
Sebelum dihabisi, Juwanda sempat berkelahi dengan pelaku E di pasar.
Pertengkaran itu berawal saat Juwanda menanyakan keberadaan Zainudin dan Siti Romlah yang tidak ada di rumah.
"E waktu itu bilang Zainudin dan istrinya pergi meladang di gunung," kata Kepala Desa Marga Jaya, M Yani.