Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MA Kabulkan Permohonan Kasasi Pemkot Solo Atas Tanah Sriwedari

Kompas.com - 06/10/2022, 19:35 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Mahkamah Agung mengabulkan permohonan kasasi Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dalam hal ini Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dalam kasus sengketa tanah Sriwedari seluas 99.889 meter persegi di Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Kota Solo, Jawa Tengah.

Hal ini tertuang dalam surat putusan MA Nomor 2085 K/Pdt/2022 yang diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim pada Mahkamah Agung Senin, tanggal 15 Agustus 2022.

Dalam putusan tersebut MA memerintahkan Pengadilan Negeri Solo untuk membatalkan pelaksanaan sita eksekusi dan membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Semarang Nomor 468/PDT/2021/PT SMG tanggal 8 Desember 2021 juncto Putusan Pengadilan Negeri Surakarta Nomor 247/Pdt.G/2020/PN Skt tanggal 9 Juni 2021.

Baca juga: Bertemu Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto, Gibran Sebut Ada Titik Terang soal Sengketa Tanah Sriwedari

Menanggapi hal itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Solo Ahyani mengatakan, Pemkot Solo belum menerima salinan putusan MA tersebut. Padahal, surat putusan telah ditetapkan pada 15 Agustus 2022.

"Ini kan (surat putusan) ditetapkan tanggal 15 Agustus 2022 kok kami belum diberitahu. Kita tidak tahu kok belum sampai ke kita," kata Ahyani kepada wartawan di Solo, Jawa Tengah, Kamis (6/10/2022).

Pemkot Solo, lanjut Ahyani masih akan menunggu salinan resmi dari MA terkait dikabulkannya permohonan kasasi.

Setelah menerima salinan resminya, Pemkot Solo akan segera menindaklanjuti putusan tersebut. Pihaknya berharap tanah Sriwedari kembali menjadi milik publik.

"Pasti ada langkah hukum selanjutnya. Harapannya tanah Sriwedari kembali menjadi lahan publik. Kembali ke lahan publik," kata Ahyani.

Baca juga: Gibran Sebut Sengketa Kompleks Taman Sriwedari Solo Segera Berakhir

Terpisah, Kuasa Hukum Ahli Waris Anwar Rachman mengatakan, putusan MA terkait pembatalan sita eksekusi tidak mempengaruhi status atas kepemilikan tanah Sriwedari oleh ahli waris.

"Jadi putusan itu tidak terkait dengan putusan kepemilikan dan pengosongan yang sudah inkrah dan berkekuatan hukum tetap. Serta sudah tertutup semua upaya hukum. Putusan ini berkaitan dengan sita atau eksekusi. Sita eksekusi yang telah dilaksanakan pengadilan," katanya.

Sedangkan terkait kepemilikan dan perintah pengosongan tetap harus dijalankan karena itu sudah inkrah. Menurut dia, pada waktu mengajukan kasasi ke MA, ada dua yang dimohonkan.

Satu, mohon agar keputusan pengosongan dan kepemilikan dinyatakan tidak non executable atau tidak bisa dieksekusi. Kedua agar sita itu dibatalkan. Tapi permohonan yang pertama ini kan ditolak oleh MA.

"Permohonan yang menyatakan bahwa putusan itu tidak bisa dieksekusi. Makanya disebutkan di situ menerima permohonan itu sebagian. Kemudian di akhirnya menolak selain dan selebihnya," terang dia.

"Artinya apa? Yang mereka minta kepada MA untuk membatalkan putusan kepemilikan dan pengosongan Sriwedari ditolak oleh MA. Artinya ya segera eksekusi. Tidak ada masalah gitu loh. Kan hanya sitanya," sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

Regional
Sindir Pemerintah, Warga 'Panen' Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Sindir Pemerintah, Warga "Panen" Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Regional
Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Regional
Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Regional
Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Regional
Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Regional
Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Regional
Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Regional
Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Regional
Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com