SEMARANG, KOMPAS.com - Produsen tahu Kota Semarang hanya bisa gigit jari di tengah harga kedelai yang melambung tinggi sejak beberapa minggu lalu.
Produsen tahu seperti terjepit oleh harga kedelai yang naik, dan harga bahan bakar minyak (BBM) yang juga naik.
Baca juga: Dilema Pengusaha Tempe di Tengah Kenaikan Harga Kedelai: Naikkan Harga Jual atau Kurangi Ukuran
Produsen tahu dari Tandang, Kota Semarang, Joko Wiyatno (49) mengatakan, saat ini harga kedelai yang awalnya Rp 10.000 per kilogram kini naik menjadi Rp 13.000 per kilogram.
"Kenaikan itu sudah sejak 18 September kemarin," jelasnya saat ditemui di tempat produksi tahu miliknya, Kamis (6/10/2022).
Hal itu mengakibatkan jumlah produksi tahu miliknya yang ikut turun. Jika dia hitung, penurunan produksi bisa sampai 30 persen sejak harga kedelai naik.
Naiknya harga kedelai dan ongkos transportasi yang mahal, dia hanya mampu memproduksi tahu sebanyak 70 tong setiap harinya.
"Padahal sebelumnya bisa sampai 100 tong setiap harinya,"imbuhnya. "Produksi turun 30 persen ini," ujarnya.
Selain persoalan harga kedelai dan BBM, kondisi Joko semakin terhimpit karena 25 karyawan menuntut agar gajinya dinaikan karena harga BBM naik.
"Pada minta naik karena ongkos transportasi juga naik sejak harga BBM naik," kata Joko.
Hal itu membuat Joko terpaksa menaikkan harga tahu produksinya. Naiknya harga tahu juga disepakati komunitas pedagang tahu di Kota Semarang.
"Kenaikan harga tahu yang disepakati yakni sebesar Rp 30.000 ribu per tong. Dulu yang seharga Rp 210.000 per tong kini mencapai Rp 240.000 per tong," ungkapnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.