"Jenazah adik saya berada di tribun VIP. Saya menuju ke sana. Jenazah adik saya langsung dibawa pulang ke rumah duka dengan ambulans," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Di samping itu, Fathir mengungkapkan, menurutnya, Aremania yang turun ke lapangan menyusul peluit panjang babak kedua dibunyikan, tidak bermaksud menyerang pemain Arema FC dan official.
Justru Aremania ingin memberikan motivasi kepada para pemain. Para Aremania tampak memeluk penjaga gawang Arema FC, Adilson Maringa.
Sebagai informasi, dalam pertandingan itu, Persebaya unggul dengan skor 3-2 atas tuan rumah Arema FC.
"Ya, kami salah masuk lapangan. Kami, akui. Kami kecewa tim kebanggaan kalah di kandang. Mulanya, ada satu aremania yang turun ke lapangan. Kemudian diikuti aremania lain," kata dia.
"Saat di dalam lapangan, kami tak ada keinginan sedikitpun menyerang pemain dan official Arema FC. Kami memberikan motivasi," tambah dia.
"Namun, Aremania didorong mundur oleh aparat. Lalu, polisi juga menembakkan gas air mata ke arah tribun," ujarnya.
Dia berharap pihak berwenang mengusut tuntas Tragedi Kanjuruhan yang memakan korban meninggal dunia 131 orang.
"Penggunaan gas air mata di stadion dilarang oleh Fifa. Nyawa seakan tidak ada harganya. Saya minta diusut tuntas," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Tangis Fathir Tak Terbendung di Patung Singa Kanjuruhan, Sesali Tak Bisa Selamatkan Adik Sepupu
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.