"Saya dapat keluar dari stadion. Di luar stadion saya kebingungan mencari teman dan adik saya," terangnya.
Baca juga: Pintu Stadion Kanjuruhan Tak Segera Dibuka, Panpel Arema FC Sebut Takut Diserbu Suporter dari Luar
Beberapa waktu berselang, ponselnya berdering. Dia mendapat telepon dari kawannya yang berhasil keluar dari dalam stadion.
Temannya meminta Fathir merapat ke gerbang masuk stadion.
Ketika Fathir bertemu rekannya, dia mendapat kabar bila adiknya telah meninggal dunia. Mendapat kabar itu, kontan pikirannya kacau. Hatinya hancur dan menangis sejadi-jadinya.
Fathir merasa bersalah tak bisa menyelamatkan adik serta kerabat lainnya.
"Jenazah adik saya berada di tribun VIP. Saya menuju ke sana. Jenazah adik saya langsung dibawa pulang ke rumah duka dengan ambulans," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Di samping itu, Fathir mengungkapkan, menurutnya, Aremania yang turun ke lapangan menyusul peluit panjang babak kedua dibunyikan, tidak bermaksud menyerang pemain Arema FC dan official.
Justru Aremania ingin memberikan motivasi kepada para pemain. Para Aremania tampak memeluk penjaga gawang Arema FC, Adilson Maringa.
Sebagai informasi, dalam pertandingan itu, Persebaya unggul dengan skor 3-2 atas tuan rumah Arema FC.
"Ya, kami salah masuk lapangan. Kami, akui. Kami kecewa tim kebanggaan kalah di kandang. Mulanya, ada satu aremania yang turun ke lapangan. Kemudian diikuti aremania lain," kata dia.
"Saat di dalam lapangan, kami tak ada keinginan sedikitpun menyerang pemain dan official Arema FC. Kami memberikan motivasi," tambah dia.
"Namun, Aremania didorong mundur oleh aparat. Lalu, polisi juga menembakkan gas air mata ke arah tribun," ujarnya.
Dia berharap pihak berwenang mengusut tuntas Tragedi Kanjuruhan yang memakan korban meninggal dunia 131 orang.
"Penggunaan gas air mata di stadion dilarang oleh Fifa. Nyawa seakan tidak ada harganya. Saya minta diusut tuntas," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Tangis Fathir Tak Terbendung di Patung Singa Kanjuruhan, Sesali Tak Bisa Selamatkan Adik Sepupu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.