SEMARANG, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah membantah adanya kebocoran data yang disebut berhasil dicuri oleh hacker Bjorka beberapa waktu lalu.
“Konon data keluar yang kemarin oleh Bjorka itu, kami pastikan bukan data KPU (saat ini),” tegas Henry Wahyono, anggota KPU Jateng kepada Kompas.com saat ditemui di kantornya, Rabu (5/10/2022).
Baca juga: Website DPRD Riau Kena Hack, Singgung Hacker Bjorka dan Kasus Ferdy Sambo
Menurutnya terdapat elemen yang identik dengan data lama KPU. Namun pihaknya dengan KPU RI mengatakan format data KPU sudah berubah setelah 2008. Sehingga data curian tidak sesuai dengan format baru milik KPU.
“Kami bisa mengidentifikasi ini data punya KPU atau tidak, begitu melihat oh kolomnya begini, setelah NIK begini, formatnya begini. Jadi bukan punya KPU,” ujarnya.
Setelah ramai mendengar kabar kebocoran data, pihaknya menerjunkan Tim IT KPU untuk pengecekan data. Hal itu dilakukan 2-3 hari sebelum ramai diperbincangkan publik.
“Kita teliti dan kita cek. Oh, bukan punya kita, aman,” katanya.
Akan tetapi masih terdapat kemungkinan data yang dibocorkan Bjorka merupakan data KPU sebelum 2008. “Tapi kan ini data lama, data yang sudah tidak dipakai,” imbuhnya.
Henry menyebut, data milik KPU memiliki koding yang dipahami betul oleh pihaknya. Sementara itu, data KPU Jateng disimpan di computer khusus yang tidak terhubung dengan internet.
Pihaknya mengakui, upaya perlindungan data pribadi belum banyak dilakukan beberapa tahun silam. Namun seiring perkembangan teknologi, ia mulai menjaga keamanan data, termasuk dengan sensor 8 digit NIK warga Jateng.
“Karena kalau tidak disensor nanti juga bisa dihubungi home credit, dan seterusnya. Jadi kita positifnya begitu, secara motif ekonomi saja,” jelasnya.
Sebagai informasi, sebanyak 27.709.908 penduduk Jawa Tengah terdaftar sebagai Data Pemilih Berkelanjutan (DPB) per September 2022. Jumlah itu merupakan terbesar ketiga di Indonesia, setelah urutan Jawa Barat dan Jawa Timur.
Baca juga: Bjorka Hilang Usai Anggaran Rp 624 Miliar Disetujui, Ini Kata BSSN
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.