Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Ayah Cari Anaknya yang Hilang usai Tragedi Kanjuruhan, Sempat Buka 50 Kantong Mayat di Rumah Sakit

Kompas.com - 06/10/2022, 06:00 WIB
Riska Farasonalia

Editor

KOMPAS.com - Sugeng (50) adalah seorang ayah yang anaknya menjadi korban luka berat akibat tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Usai insiden tersebut, anaknya yang bernama Risky Dendi Nugroho (19) harus menjalani perawatan intensif di RSUD dr Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang.

Sugeng pun menceritakan awal mula pencarian anaknya yang hilang setelah peristiwa mencekam tersebut.

Baca juga: Kedua Putrinya Tewas dalam Tragedi Kanjuruhan, Ayah Korban: Janji Presiden Saya Tunggu

Pencarian anak yang hilang

Ada sekitar lima rumah sakit yang dia datangi untuk mencari keberadaan anaknya.

Bahkan, dia sampai membuka satu per satu kantong jenazah para korban tragedi kerusuhan tersebut.

Seingat Sugeng, dirinya telah membuka lebih dari 50 kantong mayat di sejumlah rumah sakit.

"Saya melihat sendiri jenazah begitu banyaknya untuk cari anak saya. Saya buka (kantong) jenazah lebih dari 50 di dua rumah sakit. Waduh, saya enggak bisa mikir. Saya mikiri kondisi kuat saja," ungkap dia, dikutip dari TribunJatim.com, Rabu.

Beruntung, dia akhirnya bisa menemukan anaknya meskipun dalam kondisi luka berat.

Hirup gas air mata

Saat ini, anaknya yang baru lulus SMA tersebut masih harus dirawat di rumah sakit.

Sugeng mengatakan, sang anak terlalu banyak menghirup gas air mata yang dilontarkan aparat ke dalam tribune penonton.

Dia pun mengaku trauma atas insiden yang menewaskan ratusan korban jiwa tersebut.

"Ya traumanya seperti ini, masalah keamanan kok enggak seperti diharapkan. Kok terjadi seperti ini. Apalagi sampai meninggal sebegitu banyaknya," kata kakek dua cucu ini.

Baca juga: Duka Seorang Ayah Saat Putrinya Tewas dalam Tragedi Kanjuruhan: Entah Kenapa Malam Itu Saya Tak Bisa Tidur

Larang nonton sepak bola

Sugeng yang sehari-hari berjualan nasi goreng ini mengungkapkan, setelah peristiwa kelam itu, dirinya akan melarang sang anak menonton pertandingan sepak bola secara langsung di dalam stadion.

Lebih baik sang anak menyaksikan pertandingan sepak bola melalui layar kaca televisi.

"Ya, enggak usah melihat seperti itu, enggak usah lihat sepak bola, kalau mau lihat ya dari TV aja," ucap dia.

Dia pun menyayangkan tindakan aparat yang menembakkan gas air mata ke arah suporter di dalam stadion.

"Keamanan stadion harus ditingkatkan. Ya soal kemarin (gas air mata) dari mana asal-usulnya ya dari aparat kemarin," pungkas dia.

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Cerita Pilu Ortu Korban Luka Tragedi Kanjuruhan, Larang Sang Anak Nonton Sepak Bola di Stadion

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pencarian Dokter RSUD Praya yang Hilang Saat Memancing di Laut Dihentikan

Pencarian Dokter RSUD Praya yang Hilang Saat Memancing di Laut Dihentikan

Regional
Dampak Banjir Demak, Ancaman Hama dan Produksi Kacang Hijau Bagi Petani

Dampak Banjir Demak, Ancaman Hama dan Produksi Kacang Hijau Bagi Petani

Regional
Direktur Perumda Air Minum Ende Nyatakan Siap Maju Pilkada 2024

Direktur Perumda Air Minum Ende Nyatakan Siap Maju Pilkada 2024

Regional
Awal Mula Temuan Kerangka Wanita di Wonogiri di Pekarangan Rumah Residivis Kasus Pembunuhan

Awal Mula Temuan Kerangka Wanita di Wonogiri di Pekarangan Rumah Residivis Kasus Pembunuhan

Regional
[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

Regional
Sindir Pemerintah, Warga 'Panen' Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Sindir Pemerintah, Warga "Panen" Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Regional
Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Regional
Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Regional
Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Regional
Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com