Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kendala Jaringan Internet, 1027 Tenaga Honorer di Perbatasan RI–Malaysia Belum Terinput

Kompas.com - 05/10/2022, 21:22 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Khairina

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Sekitar 1.027 tenaga honorer di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, belum masuk sistem dan belum terdaftar di website Badan Kepegawaian Nasional (BKN).

Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Nunukan, Sura’i, mengatakan, kendala jaringan internet mengakibatkan pendataan tidak selesai pada timeline yang sudah ditentukan oleh BKN.

‘’Tapi kita sudah mengajukan untuk perpanjangan waktu, hingga 30 Oktober 2022. Kita sudah bersurat secara resmi dan masih menunggu jawaban tersebut,’’ujarnya, Rabu (5/10/2022).

Baca juga: Ratusan Honorer di Pemalang Geruduk Kantor Bupati Tuntut Dimasukkan dalam Pendataan

Dari total 5.833 tenaga honorer di perbatasan RI – Malaysia ini, yang didata untuk diserahkan ke BKN adalah 4.288 orang.

Sura’i mengatakan, sekitar 1.545 orang, baru diangkat menjadi tenaga honorer pada 2022, sehingga belum memenuhi persaratan BKN.

Untuk diketahui, BKN mengharuskan masa kerja tenaga honor yang diserahkan harus di atas 1 tahun, berusia minimal 20 tahun dan maksimal 56 tahun.

‘’Jadi data-data yang tidak sesuai dengan sarat BKN, otomatis tertolak dalam sistem. Dan perlu kami beritahukan, dari 4.288 tenaga honorer, belum tentu semua masuk sistem juga. Untuk jumlah yang sudah masuk data BKN sekitar 3.018 orang, atau sudah 90 persen lebih,’’imbuhnya.

Baca juga: Operasi Zebra di Nunukan 2022, Mobil Dinas yang Mati Pajak Terjaring Razia

Sura’i menambahkan, mayoritas honorer yang belum terinput di pendataan BKPSDM adalah mereka yang berasal dari wilayah pedalaman.

Antara lain, dataran tinggi Krayan, wilayah Lumbis dan pedalaman yang notabene adalah blank spot area.

‘’Bisa dibayangkan, kendala di perkotaan saja masalah sinyal. Kita sempat beberapa hari terkendala sistem akibat jaringan. Bagaimana untuk daerah pelosok, tentu butuh perhatian khusus,’’lanjutnya.

Sura’i meminta para tenaga honor yang namanya belum terinput agar tenang.

Pemkab Nunukan akan terus berusaha mencari cara untuk memastikan nama nama mereka masuk data BKN.

Perlu diketahui, persoalan data nama nama honorer belum masuk data BKN, terjadi di semua wilayah di Indonesia, bukan hanya Nunukan.

Selanjutnya, masih ada regulasi untuk uji publik atau sanggahan, dimana data tersebut akan dipublikasikan agar mendapat tanggapan masyarakat.

Nantinya, masyarakat bebas berkomentar dan memilah, mana data tenaga honorer yang tidak sesuai dan akan dicatat untuk dilakukan perbaikan di BKN.

‘’Kalau tidak ada pembukaan pendaftaran honorer gelombang kedua. Bisa jadi kami akan membawa berkas fisiknya ke BKN. Yakinlah, kami tidak diam dan terus berjuang untuk hak tenaga honor,’’tegasnya.

Berdasarkan lini masa pendataan non ASN, tanggal 30 September 2022 merupakan tahap pra-finalisasi sehingga instansi harus sudah menutup seluruh proses pendataan honorer tersebut.

Hal tersebut tercantum dalam Surat Edaran Menteri PANRB Nomor: B/1511/ M.SM.01.00/2022.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pesta Sabu dengan Temannya, Caleg Gagal Asal Pati Diringkus Polisi

Pesta Sabu dengan Temannya, Caleg Gagal Asal Pati Diringkus Polisi

Regional
Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Regional
Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Regional
Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Regional
SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

Regional
Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Regional
Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Regional
Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Regional
Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Regional
Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Regional
Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Regional
Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Regional
150 Kios di Pasar Cipungara Subang Hangus Terbakar, Damkar Kesulitan Padamkan Api

150 Kios di Pasar Cipungara Subang Hangus Terbakar, Damkar Kesulitan Padamkan Api

Regional
Sebanyak 78.572 Keluarga Berisiko Stunting di Bengkulu

Sebanyak 78.572 Keluarga Berisiko Stunting di Bengkulu

Regional
Nyamar Jadi Sopir Ojek Online, Pria di Malang Curi Tas Pemilik Warung Nasi

Nyamar Jadi Sopir Ojek Online, Pria di Malang Curi Tas Pemilik Warung Nasi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com