PALEMBANG, KOMPAS.com-Pemeriksaan 10 terduga penganiaya mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, Sumatera Selatan, berlangsung tegang.
Sejumlah mahasiswa sempat bersitegang dengan jurnalis yang meliput.
Jurnalis Liputan6.com, Nefry Inge, mengatakan beberapa mahasiswa coba menutup kamera wartawan ketika hendak memotret para terduga pelaku penganiayaan.
Baca juga: Diksar Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang Ternyata Tak Kantongi Izin Kampus
Mereka juga disebut mendorong bahkan memukul tubuh wartawan yang sedang bertugas.
“Oknum mahasiswa tersebut bahkan menyuruh kami untuk mundur sembari terus mendorong saya dan jurnalis lainnya hingga terpojok ke sudut. Bahkan rekan saya sempat dipukul oleh mahasiswa sehingga dia tidak maksimal dalam mengabadikan momen tersebut,” kata Nefry, Selasa (4/10/2022).
Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palembang Prawira Maulana mengencam kkeras bentuk intimidasi itu.
AJI Palembang akan melaporkan ke penegak hukum terkait aksi sekelompok mahasiswa yang memukul, mengganggu dan menghalang-halangi kerja jurnalistik saat melakukan peliputan di UIN Raden Fatah.
“Saat para terduga pelaku turun untuk kemudian dibawa menggunakan mobil, di situlah para mahasiswa ini mulai mengganggu dengan menutupi ruang gerak para jurnalis, memukul kamera sampai ada yang mendorong dan memukul,” kata Prawira.
Baca juga: Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang Resmi Buat Laporan Penganiayaan ke Polda Sumsel
“Seorang jurnalis bahkan didorong dan dipukul, padahal jurnalis tersebut sudah memberitahukan dirinya adalah jurnalis yang bekerja dan aksi penghalangan bisa disanksi hukum. Namun tak digubris sampai akhirnya seorang mahasiswi memukul,” tambahnya.