Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nekat Menyeberang Sungai Saat Banjir, Seorang Kakek di Sumba Timur Tewas Tenggelam

Kompas.com - 04/10/2022, 17:28 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Nasib nahas dialami Hingu Meha, warga Latang, Desa Kukitalu, Kecamatan Tabundung, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kakek berusia 84 tahun itu, ditemukan tewas terseret arus banjir di Sungai Watu Kaninu, Desa Kukitalu.

"Ditemukan tewas terapung tadi malam sekitar pukul 20.53 Wita," ujar Kepala Kepolisian Resor Sumba Timur Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Fajar Widyadharma Lukman, kepada Kompas.com, Selasa (4/10/2022).

Fajar menuturkan, pada Senin (3/10/2022) pagi, Hingu mengantar jerami padi ke rumah anaknya Padjaru Ndaku Ndima alias Uma yang berada di sebelah sungai dari rumahnya.

Saat ke rumah anaknya, Hingu masih pamit kepada istrinya Dawi Ngana alias Ngana.

Begitu tiba di rumah Uma, anaknya meminta korban beristrahat karena Uma dan istri, Marli Tonda Bitu alias Marli, hendak ke kebun.

Siang hari, Marli pulang ke rumah menyiapkan makan siang bagi Hingu dan membawa makanan untuk Uma di kebun.

Baca juga: Dianiaya Siswanya, Guru SMA di Kupang Masih Trauma

Uma dan Marli sempat terjebak hujan di kebun. Begitu tiba di rumah, Hingu minta izin untuk pulang ke rumahnya di seberang sungai karena merasa khawatir dengan istrinya Ngana.

"Korban beralasan kalau Ngana akan mencari dirinya sebab sudah keluar dari rumah sejak pagi," kata Fajar.

Uma melarang korban pulang karena sungai yang dilalui jika terjadi hujan akan mengalami banjir yang besar. Hingu lantas mengurungkan niatnya untuk pulang sambil beristirahat.

Setelah hujan reda sekitar pukul 17.00 Wita, Uma ke rumah tetangga yang berjarak lima kilometer untuk mengambil senter yang sementara dicas di tetangga kampung sebelah.

Ketika Uma ke rumah tetangga, Hingu kembali minta izin ke Marli untuk pulang ke rumahnya di seberang sungai.

Marli pun tidak bisa melarang dan mengizinkannya pulang.

Saat Uma pulang, ia tidak mendapati ayahnya di rumah. Dari Marli, ia mendapat kabar kalau Hingu bersikeras ingin pulang ke rumahnya.

 

Mendengar itu, Uma langsung ke rumah ayahnya melewati sungai yang sedang banjir untuk memastikan keberadaan ayahnya. Ketika tiba di rumah ayahnya, Uma hanya bertemu dengan ibunya.

Kepada Uma, Ngana mengaku kalau Hingu belum pulang. Uma langsung meminta bantuan tetangga dan kerabat untuk mencari Hingu.

Sekitar pukul 20.53 Wita, salah satu warga, Nyuku Lindi Tanah alias Hudang menemukan Hingu dalam keadaan meninggal dengan posisi terapung.

Hudang lalu memanggil warga yang sementara mencari Hingu untuk ikut membantu mengangkat Hingu dari dalam sungai. Saat itu banjir sudah mulai surut. Jenazah Hingu dievakuasi dari kedalaman air sebatas dada orang dewasa.

Baca juga: Video Viral Pria Pukul Perempuan di Pantai Kelapa Lima Kupang, Sempat Dilerai Warga

Petugas medis dari Puskesmas Malahar sempat melakukan visum luar dan tidak ditemukan tanda-tanda trauma pada tubuh korban.

Hasil visum dokter menyatakan penyebab Hingu meninggal murni karena tenggelam. Pihak keluarga menerima penyebab meninggalnya Hingu sebagai musibah dan menolak untuk dilakukan otopsi.

"Korban ini diduga meninggal karena tenggelam dan tidak bisa berenang karena usia yang sudah lansia dan arus sungai yang deras menyebabkan korban kelelahan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com