KUPANG, KOMPAS.com - Nasib nahas dialami Hingu Meha, warga Latang, Desa Kukitalu, Kecamatan Tabundung, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kakek berusia 84 tahun itu, ditemukan tewas terseret arus banjir di Sungai Watu Kaninu, Desa Kukitalu.
"Ditemukan tewas terapung tadi malam sekitar pukul 20.53 Wita," ujar Kepala Kepolisian Resor Sumba Timur Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Fajar Widyadharma Lukman, kepada Kompas.com, Selasa (4/10/2022).
Fajar menuturkan, pada Senin (3/10/2022) pagi, Hingu mengantar jerami padi ke rumah anaknya Padjaru Ndaku Ndima alias Uma yang berada di sebelah sungai dari rumahnya.
Saat ke rumah anaknya, Hingu masih pamit kepada istrinya Dawi Ngana alias Ngana.
Begitu tiba di rumah Uma, anaknya meminta korban beristrahat karena Uma dan istri, Marli Tonda Bitu alias Marli, hendak ke kebun.
Siang hari, Marli pulang ke rumah menyiapkan makan siang bagi Hingu dan membawa makanan untuk Uma di kebun.
Baca juga: Dianiaya Siswanya, Guru SMA di Kupang Masih Trauma
Uma dan Marli sempat terjebak hujan di kebun. Begitu tiba di rumah, Hingu minta izin untuk pulang ke rumahnya di seberang sungai karena merasa khawatir dengan istrinya Ngana.
"Korban beralasan kalau Ngana akan mencari dirinya sebab sudah keluar dari rumah sejak pagi," kata Fajar.
Uma melarang korban pulang karena sungai yang dilalui jika terjadi hujan akan mengalami banjir yang besar. Hingu lantas mengurungkan niatnya untuk pulang sambil beristirahat.
Setelah hujan reda sekitar pukul 17.00 Wita, Uma ke rumah tetangga yang berjarak lima kilometer untuk mengambil senter yang sementara dicas di tetangga kampung sebelah.
Ketika Uma ke rumah tetangga, Hingu kembali minta izin ke Marli untuk pulang ke rumahnya di seberang sungai.
Marli pun tidak bisa melarang dan mengizinkannya pulang.
Saat Uma pulang, ia tidak mendapati ayahnya di rumah. Dari Marli, ia mendapat kabar kalau Hingu bersikeras ingin pulang ke rumahnya.