Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPCB Jateng Hentikan Sementara Penggalian Diduga Struktur Candi di Boyolali, Ini Alasannya

Kompas.com - 04/10/2022, 13:31 WIB
Labib Zamani,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

BOYOLALI, KOMPAS.com - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah menghentikan sementara proses penggalian diduga struktur candi di lahan persawahan milik warga Dukuh Bakalan, Desa Tlawong, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Kepala BPCB Jawa Tengah Sukronedi menyampaikan, penghentian sementara penggalian diduga struktur candi dimulai pada Sabtu (1/10/2022) karena belum ada koordinasi antara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dengan BPCB.

Pasalnya, penggalian objek diduga cagar budaya (ODCB) tersebut diserahkan melalui pihak ketiga (sebuah CV) yang tidak memiliki kewenangan melakukan penelitian.

Baca juga: Struktur Candi Abad 8 Ditemukan di Lahan Persawahan Milik Warga di Boyolali

"Kemarin itu memang ada informasi bahwa di sana mau ada eskavasi. Kita lakukan koordinasi ke dinas Boyolali agar sementara ini dihentikan," kata Sukronedi dikonfirmasi, Selasa (4/10/2022).

Rencananya, pihak ketiga dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Boyolali akan melakukan pertemuan dengan BPCB Jawa Tengah terkait keberlanjutan penggalian diduga struktur candi abad 8-9 tersebut.

"Hari Kamis kita bicarakan dengan pihak ketiga dan dinas juga. Karena CV tidak berhak melakukan penelitian. Makanya harus ada institusi yang melakukan penelitian itu. Makanya kita suruh menghentikan dulu," ungkap dia.

Menurut dia di dalam UU No 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya maupun Peraturan Pemerintah (PP) No 1 Tahun 2022 dijelaskan bahwa yang berhak melakukan penelitian, penggalian itu harus institusi yang berwenang.

"Bukan perorangan dan sebagainya walaupun CV itu memakai tenaga arkeolog di sana. Itu atas nama siapa? Jadi untuk pertanggung jawabannya bagaimana maka harus jelas. Harus ada institusi yang menangani penelitian," ungkap dia.

Dikatakannya jika penggalian dilakukan pihak ketiga dikhawatirkan akan merusak terhadap struktur atau keliru tafsir temuan ODCB tersebut.

Baca juga: Soal Temuan Struktur Kaki Candi di Situs Mbah Blawu Jombang, Begini Penjelasan Arkeolog

"Kemudian yang menyampaikan hasil penelitian nanti siapa kan tidak mungkin CV yang menyampaikan," terang Sukronedi.

Sebelumnya, Kepala Desa Tlawong, Joko Tri Wijayanto menyampaikan, struktur candi tersebut sudah menjadi cerita secara turun temurun warga desa setempat. Namun, warga tidak tahu kalau tempat itu bekas candi.

"Pengertian mereka (warga) itu bahwa sini itu merupakan tempat yang keramat. Tidak tahu kalau ini bekas candi," kata Joko di Sawit, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (30/9/2022).

Joko mengatakan warga menyebut tempat itu keramat karena sering ditemukan harta karun. Kemudian ada juga warga yang menemukan keris di tempat tersebut.

"Di sini itu ada banyak seperti harta karun. Itu berwujus emas-emasan. Bahkan dari masyarakat sini ada yang menemukan emas sebesar jagung," ungkap Joko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Regional
Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Regional
Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Regional
Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Regional
Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Regional
Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Regional
Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi 'Long Storage' Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi "Long Storage" Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Regional
Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Regional
Diduga Korupsi Dana Desa Rp  376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Diduga Korupsi Dana Desa Rp 376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Regional
Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Regional
Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Regional
Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Regional
Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Regional
Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com