ALP yang melihat adanya kejanggalan tersebut memberitahukan kepada para peserta yang lain hingga membuatnya dipukuli para seniornya sendiri.
“Handphone adik saya diperiksa mereka. Melihat ada chat itu, mereka langsung memukulinya di lokasi,” ujarnya.
Pihak keluarga ALP dan para pelaku sempat bertemu di Mapolsek Gandus, Palembang, untuk dimediasi.
Meski sempat sepakat berdamai, keluarga ALP akhirnya memilih untuk menempuh jalur hukum lantaran korban mengalami trauma berat atas peristiwa tersebut.
“Waktu divisum, luka adik saya ini banyak sekali. Setelah mendengar cerita adik saya, niat untuk berdamai kami urungkan, kami akan melaporkan kejadian ini ke polisi,” jelasnya.
Ia meminta para pelaku penganiayaan terhadap ALP untuk diproses hukum agar dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya.
“Semua yang terlibat kami minta diproses,” ungkap dia.
Terkait kejadian itu, Ketua Tim Investigasi UIN Raden Fatah Palembang Kun Budianto ketika dikonfirmasi mengatakan, mereka saat ini sedang mencari informasi secara lengkap terkait peristiwa yang terjadi.
Pihak kampus telah membentuk tim untuk mengusut tuntas kejadian yang menimpa ALP.
“Kami sudah buat tim investigasi, nanti akan terbukti secara lengkap kejadiannya seperti apa,” kata Kun. (Penulis Kontributor Palembang, Aji YK Putra | Editor Gloria Setyvani Putri)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.