Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data Korban Simpang Siur, Pemerintah Didesak Bentuk Tim Terpusat Tragedi Kanjuruhan

Kompas.com - 03/10/2022, 18:00 WIB
Achmad Faizal,
Krisiandi

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah didesak membentuk tim khusus terpadu untuk mendata korban kerusuhan Stadion Kanjuruhan Malang.

Data korban yang beredar saat ini dianggap simpang siur dan berpotensi menimbulkan hoaks di tengah masyarakat.

"Tim data terpusat ini penting, agar tidak semua orang bisa menyampaikan data, yang berhak menyampaikan data adalah tim data terpusat," kata Ketua Pengurus Daerah XIII Generasi Muda Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-Polri (GM FKPPI) Jawa Timur Agoes Soerjanto di Surabaya, Senin (3/10/2022).

Data yang dikelola tim terpadu ini, kata dia, harus berbasis by name by address.

Baca juga: Luis Milla Sesalkan Tragedi Kanjuruhan: Ini Bukan Wujud Asli Indonesia

"Data tersebut dibutuhkan untuk penanganan baik luka ringan, luka berat termasuk untuk akuntabilitas sumbangan yang masuk," jelasnya.

Sejak awal peristiwa di Kanjuruhan, menurut dia, banyak pejabat yang berstatmen menggunakan data yang berbeda.

Presiden Joko Widodo yang menyebut jumlah korban sebanyak 129 orang meninggal dunia.

Jumlah ini berbeda dengan yang disampaikan Kapolri  Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo yang memastikan korban meninggal sebanyak 125 orang.

Lali, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak yang menyebutkan jumlah korban sebanyak 131 orang.

Bahkan sebelumnya, Wagub Emil menyebut jumlah korban mencapai 174 orang, berdasarkan data yang didapatnya dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim. Namun akhirnya dikoreksi menjadi 131 orang.

Jumlah berbeda lagi disampaikan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, yang sempat menyebutkan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 182 orang.

Jumlah tersebut belum termasuk jumlah korban luka-luka, baik ringan maupun berat.

Sementara itu, Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama Jawa Timur (PWNU) meminta PSSI dan Polri bertanggung jawab atas tragedi yang menewaskan 100 orang lebih usai pertandingan sepakbola Arema FC melawan Persebaya Surabaya Sabtu (1/10/2022) lalu.

"PSSI wajib bertanggung jawab. Semua pengurusnya harus Mundur. Itu sebagai bentuk respect terhadap korban & keluarganya," kata Wakil Ketua PWNU Jatim KH Abdussalam Shohib (Gus Salam).

Baca juga: Komnas HAM Cium Indikasi Aparat Lakukan Kekerasan dalam Tragedi Kanjuruhan

"Kapolri wajib mencopot Kapolda Jatim dan Kapolres Malang, itu sebagai bentuk pertanggungjawaban pimpinan," terang Gus Salam.

Untuk mengungkap detail tragedi ini, Gus Salam juga minta pemerintah membentuk tim investigasi dengan pelibatan FIFA, aparat penegak hukum, ahli yang independen dan Komnas HAM.

"Harus tegas. Pemerintah harus mengungkap tragedi ini sampai tuntas hingga akar masalahnya," tegas Gus Salam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Regional
Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Regional
19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

Regional
Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Regional
Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Regional
Cemburu Pacarnya 'Di-booking', Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Cemburu Pacarnya "Di-booking", Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Regional
Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com