Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Surabaya: Sebagai Bonek, Lebih Baik Persebaya Kalah daripada Ada Ratusan Orang Kehilangan Nyawa

Kompas.com - 02/10/2022, 17:42 WIB
Ghinan Salman,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Duka menyelimuti sepak bola Indonesia. Sebanyak 127 orang meninggal dunia seusai laga Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu malam (1/10/2022).

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyampaikan duka yang mendalam atas kejadian yang memilukan tersebut.

Eri mengunggah ucapan duka di akun Instagram-nya, @ericahyadi_, dengan caption berjudul "Andai Kita Berdoa Persebaya Kalah…"

Kompas.com telah mendapatkan izin dari Eri Cahyadi untuk mengutip keterangan dalam postingan Instagram-nya.

Baca juga: Briptu Yoyok Meninggal Dunia dalam Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, Istri Cium Batu Nisan

"Bagaimana cara menukar jiwa? Ini bukan lagu Tulus tentang cinta. Tapi ini pertanyaan sedih yang lahir dari laga Arema vs Persebaya semalam. Pertanyaan sedih yang pasti diulang-ulang dalam tangis seorang ibu yang melihat anaknya berpulang: kenapa bukan nyawaku saja yang hilang, mengapa harus anakku, mengapa harus bocah sekecil itu?" tulis Eri Cahyadi.

Ia pun menyampaikan bahwa sepakbola tidak sebanding dengan harga nyawa manusia. Hal itu banyak tertulis di kaus-kaus yang digunakan suporter.

"Adakah yang bisa menukar dan mengembalikan jiwa yang hilang? Bukankah kita sepakat, dan sering membaca tulisan di kaus suporter: 'tidak ada sepakbola seharga nyawa manusia', 'tidak ada poin dalam sepakbola yang lebih penting ketimbang nyawa'," imbuh Eri.

Bahkan, Eri berandai-andai, meski dia adalah Bonek, lebih baik berdoa Persebaya kalah bila akhirnya tahu harus ada yang kehilangan nyawa sebagai buntut dari ketidakpuasan suporter Arema atas kemenangan Persebaya.

Eri juga menyinggung bagaimana perasaan seorang ibu yang harus kehilangan anaknya akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.

"Sebagai Bonek, kalau boleh berandai-andai meminta dan berdoa, mungkin lebih baik Persebaya kalah daripada harus ada yang kehilangan nyawa," kata Eri.

"Pasti tak ada ibu yang meraung dalam tangis menatap si kecil yang terbujur kaku—saya melihat kesedihan itu dalam sebuah video yang viral. *Pasti semua baik-baik saja: mungkin hanya akan ada umpatan kata di social media, BUKAN HILANGNYA NYAWA!," tulis Eri Cahyadi.

Eri mengulang lagi, bila bisa berdoa agar Persebaya kalah, akan ada ratusan nyawa terselamatkan dan pulang kembali ke keluarganya.

"Andai kita berdoa Persebaya kalah semalam, tragedi terburuk dalam sejarah sepak bola Indonesia—dan mungkin dunia—tak akan terjadi. Ratusan nyawa selamat. Ratusan orang akan kembali bertemu keluarganya anak, istri, suami, ayah, ibu," kata Eri.

"Tetap akan ada ayah yang begitu datang ke rumah langsung berguling-guling bercanda dengan si kecil di kasur mungil mereka. Tetap akan ada ayah yang bangun pagi, menyalakan motor, dan mengantarkan anaknya ke gerbang sekolah," tulis Eri.

Tapi, lanjut Eri, manusia memang tak akan bisa tahu tentang apa yang akan terjadi di depan.

"Sekali lagi, andai kita berdoa Persebaya kalah semalam…tapi kita semua sadar: tak ada yang tahu tentang apa yang akan terjadi. Semuanya mesti jadi refleksi diri: hilangnya nyawa karena rusuh sepak bola seperti ini harus jadi yang terakhir kali," papar Eri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tarik Minat Siswa Belajar Bahasa Jawa, Guru SMP di Cilacap Gunakan Permainan Ular Tangga

Tarik Minat Siswa Belajar Bahasa Jawa, Guru SMP di Cilacap Gunakan Permainan Ular Tangga

Regional
Pj Gubernur Al Muktabar Tegaskan Bank Banten Punya Performa Baik dan Sehat

Pj Gubernur Al Muktabar Tegaskan Bank Banten Punya Performa Baik dan Sehat

Regional
Demam Berdarah di Demak Mengkhawatirkan, Pasien di RSUD Sunan Kalijaga Terus Meningkat

Demam Berdarah di Demak Mengkhawatirkan, Pasien di RSUD Sunan Kalijaga Terus Meningkat

Regional
Hadiri Rapat Paripurna DPRD, Pj Gubernur Fatoni Ajukan 6 Ranperda Provinsi Sumsel

Hadiri Rapat Paripurna DPRD, Pj Gubernur Fatoni Ajukan 6 Ranperda Provinsi Sumsel

Regional
Anak Mantan Bupati Sragen Daftar Pilkada 2024: Maju Lewat Demokrat, Lulusan Luar Negeri

Anak Mantan Bupati Sragen Daftar Pilkada 2024: Maju Lewat Demokrat, Lulusan Luar Negeri

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Aparat Desa di Nagekeo NTT Tenggelam Saat Memanah Ikan di Laut, hingga Kini Belum Ditemukan

Aparat Desa di Nagekeo NTT Tenggelam Saat Memanah Ikan di Laut, hingga Kini Belum Ditemukan

Regional
Gamelan Berusia Ratusan Tahun di NTB Dicuri, Pelaku Masih Diburu

Gamelan Berusia Ratusan Tahun di NTB Dicuri, Pelaku Masih Diburu

Regional
Jaring Bakal Calon Pilkada Solo, Gerindra Sebut Kebanjiran Tokoh

Jaring Bakal Calon Pilkada Solo, Gerindra Sebut Kebanjiran Tokoh

Regional
Tumbuhkan Perekonomian Lamongan, Pemkab Lamongan Optimalkan Reforma Agraria 

Tumbuhkan Perekonomian Lamongan, Pemkab Lamongan Optimalkan Reforma Agraria 

Regional
Hampir Dua Tahun Tak Terungkap, Keluarga Almarhum Iwan Boedi Tagih Hasil Penyelidikan ke Polisi

Hampir Dua Tahun Tak Terungkap, Keluarga Almarhum Iwan Boedi Tagih Hasil Penyelidikan ke Polisi

Regional
Momen Korban Perampokan Duel dengan Pelaku, Uang Ratusan Juta Rupiah Berhamburan

Momen Korban Perampokan Duel dengan Pelaku, Uang Ratusan Juta Rupiah Berhamburan

Regional
Teken MoU dengan LCH, Pak Yes Ingin Showroom Produk-produk Unggulan Lamongan Terus Berkembang

Teken MoU dengan LCH, Pak Yes Ingin Showroom Produk-produk Unggulan Lamongan Terus Berkembang

Regional
Pilunya Apriani, Bocah 1 Tahun Penderita Hidrosefalus yang Butuh Dana Berobat ke Bali

Pilunya Apriani, Bocah 1 Tahun Penderita Hidrosefalus yang Butuh Dana Berobat ke Bali

Regional
Dorong Realisasi Program Lamongan Sehat, Bupati Lamongan Resmikan Poliklinik II RSUD Dr Soegiri

Dorong Realisasi Program Lamongan Sehat, Bupati Lamongan Resmikan Poliklinik II RSUD Dr Soegiri

Kilas Daerah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com