Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catatan Sejarah PKI Kuasai Suara Pemilu Tahun 1955 di Semarang

Kompas.com - 01/10/2022, 06:12 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Semaoen, Tan Malaka dan DN Aidit sebagai ketua Partai Komunis Indonesia (PKI) mempunyai peran besar dalam pemilihan umum 1955 di Kota Semarang.

Sejak era Semaoen, PKI sudah mempunyai massa yang besar dari kalangan buruh. Beberapa catatan juga menyebut Semaoen terlibat aktif dalam aksi mogok kerja buruh.

Hal ini membuat PKI mempunyai basis massa yang besar hingga era kemimpinan DN Aidit. Terbukti pada pemilu umum 1955 PKI memperoleh Jumlah kursi paling banyak di Kota Semarang dengan memperoleh 14 kursi di legislatif.

Baca juga: Ketika Makam Korban G-30-S Dirawat oleh Pencari Nomor Togel

Sejarawan Universitas Negeri Semarang (Unnes) Tsabit Azinar Ahmad mengatakan, PKI mendominasi pemilahan umum pada tahun 1955 karena mempunyai basis massa yang besar. Dia menjelaskan, saat itu industri di Kota Semarang sedang mengalami pertumbuhan yang pesat.

"Sementara PKI itu kuat di kalangan buruh. Ini yang membuat pemilu di tahun itu PKI mendominasi," jelasnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (30/9/2022).

Menurutnya, Kota Semarang masih menjadi basis PKI meski pemilu tahun 1955 berdekatan dengan peristiwa Madiun yang terjadi pada tahun 1948. Hal itu tak lepas dari strategi PKI yang menyasar kalangan masyarakat menengah ke bawah. Sehingga membuat partai itu tetap mempunyai basis massa yang besar di Kota Semarang.

"Semarang adalah basis PKI pada waktu itu," imbuhnya.

Dominasi PKI pada pemilu tahun 1955 juga tercatat dalam penelitian mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Kota Semarang, Risdha Nugroho Budiyanto yang berjudul "Aktivitas Gerwani di Kota Semarang Tahun 1950-1965".

Dalam penelitiannya, PKI mendapatkan 14 kursi, Partai Nasional Indonesia (PNI) mendapatkan 3 kursi, Nahdlatul Ulama (NU) dapat 3 kursi dan Badan Permusyawaratan Kewarganegaraan Indonesia (Baperki) memperoleh 2 kursi.

Sementara, Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi), Partai Katholik, dan Persatuan Pegawai Polisi Republik Indonesia (PP3RI) memperoleh jatah kursi dalam Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Peralihan masing- masing memperoleh 1 (satu) kursi.

Pada akhirnya pemilu tahun 1955 menunjukkan bahwa PKI di wilayah kota Semarang memperoleh kemenangan mutlak. Hal itu membuat kedudukan Partai PKI pada parlemen daerah (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Peralihan Kota Semarang) semakin kuat.

Namun 10 tahun berselang, dominasi PKI yang saat itu dipimpin DN Aidit runtuh. Tak hanya di Kota Semarang, melainkan di seluruh Indonesia. Hal itu disebabkan karena peristiwa kelam 30 September 1965 atau yang disebut G-30-S yang memakan banyak korban jiwa di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pesta Sabu dengan Temannya, Caleg Gagal Asal Pati Diringkus Polisi

Pesta Sabu dengan Temannya, Caleg Gagal Asal Pati Diringkus Polisi

Regional
Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Regional
Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Regional
Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Regional
SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

Regional
Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Regional
Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Regional
Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Regional
Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Regional
Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Regional
Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Regional
Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Regional
150 Kios di Pasar Cipungara Subang Hangus Terbakar, Damkar Kesulitan Padamkan Api

150 Kios di Pasar Cipungara Subang Hangus Terbakar, Damkar Kesulitan Padamkan Api

Regional
Sebanyak 78.572 Keluarga Berisiko Stunting di Bengkulu

Sebanyak 78.572 Keluarga Berisiko Stunting di Bengkulu

Regional
Nyamar Jadi Sopir Ojek Online, Pria di Malang Curi Tas Pemilik Warung Nasi

Nyamar Jadi Sopir Ojek Online, Pria di Malang Curi Tas Pemilik Warung Nasi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com