KOMPAS.com - Belasan mahasiswa di Sikka, Nusa Tenggara Timur diinterogasi polisi diduga gara-gara meneriakkan kata "Sambo" di hadapan anggota Satuan Lalu Lintas yang berjaga.
Peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (29/9/2022) pagi.
Saat itu belasan mahasiswa calon biarawan Katolik Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) berbelanja keperluan dapur menggunakan truk milik seminari tinggi Ledalero.
Ketika perjalanan pulang, mereka diduga meneriakkan "Sambo" di hadapan anggota Satuan Lalu Lintas yang sedang berjaga.
Tak lama, beberapa anggota Satlantas mendatangi tempat tinggal dan menginterogasi para mahasiswa.
Baca juga: Dituding Teriakkan Nama Sambo, Belasan Mahasiswa di Sikka Diinterogasi Polisi, Kapolres Minta Maaf
Terkait kejadian tersebut, Rektor IFTK Ledalero, Pater Oto Gusti Madung bersama mahasisw adan beberapa elemen masyarakat menemui Kapolres Sikka, AKBP Nelson Filipe Dias Quintas pada Jumat (30/9/2022).
Kedatangan tersebut untuk mengklarifikasi dan membantah jika mahasiswa meneriakkan kata "Sambo" pada aparat kepolisian.
"Tadi sekitar pukul 12.00 Wita, kami bertemu dan diskusi dengan Kapolres Sikka terkait tuduhan oleh beberapa polisi lalu lintas bahwa beberapa mahasiswa IFTK Ledalero meneriaki "Sambo" dari dalam truk milik seminari tinggi Ledalero kemarin pagi. Dalam pertemuan itu para mahasiswa menjelaskan bahwa mereka tidak pernah berteriak seperti dituduhkan," ujar dia.
Baca juga: Ibu Brigadir J Tak Tutup Pintu Maaf buat Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, asal...
Pater juga menjelaskan jika benar ada teriakan "Sambo", ia mengatakan hal tersebut bukan tindakan kriminal, namun ungkapan kemarahan masyarakat.
Ia juga menyebut interogasi yang dilakukan aparat kepada sejumlah mahasiswa adalah tindakan represif dan tak boleh dibiarkan.
Menurutnya, demokrasi hanya hidup jika masyarakat boleh bersuara kritis di ruang publik.
"Kami juga meminta aparat kepolisian untuk tidak bertindak represif terhadap warga masyarakat sipil yang sedang mengekspresikan kebebasan berpendapatnya," ujarnya.
Terkait hal tersebut Kapolres Sikka AKBP Nelson meminta maaf atas perbuatan tak menyenangkan yang dilakukan anggotanya kepada mahasiswa IFTK.
"Kami dari Polres menerima dengan baik kunjungan tadi dan meminta maaf, apalagi ada anggota telah membuat menyinggung perasaan. Kami minta maaf," ujar Nelson.
Ia mengatakan tak ada mahasiswa yang ditahan dan petugas hanya melakukan komunikasi.
"Bukan ditahan, hanya komunikasi saja. Apabila ada merasa yang kurang berkenan, kami minta maaf," pungkasnya.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Serafinus Sandi Hayon Jehadu | Editor : Pythag Kurniati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.