Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kematian Mengintai Burung yang Bermigrasi Lintas Benua, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 30/09/2022, 17:22 WIB
Rosyid A Azhar ,
Khairina

Tim Redaksi

Happy Ferdiansyah menjelaskan kematian burung ini bisa disebabkan oleh penyakit, faktor cuaca seperti saat terjadi badai, angin kuat, keracunan, nutrisi, dan lainnya.

“Untuk mengetahuinya sebaiknya dilakukan nekropsi dengan mengambil sampelnya,” kata Happy Ferdiansyah.

Nekropsi adalah proses membedah bangkai hewan untuk mengetahui adanya gangguan atau kelainan pada anatomi tubuh. Bisa dikatakan nekropsi merupakan investigasi medis terhadap bangkai satwa.

Tindakan medis ini membutuhkan kerjasama berbagai pihak dari pelaku di lapangan dan petugas nekropsi yang berpengalaman.

Happy menambahkan, dari sisi medis jika kasusnya adalah miopati akibat temperatur yang tinggi maka perlakuannya boleh didinginkan.

Ia menyarankan jika tujuannya hanya untuk mendinginkan suhu burung, lebih baik mengompresnya dengan air dingin. Ia tidak menyarankan mengguyur dengan air es karena ditakutkan saat disiram airnya nembus ke celah bulu.

Sebagai pencegahan kematian awal, Iwan Londo memberikan tips sederhana. Ia menyarankan untuk memberikan cairan infus atau coca cola untuk diminumkan kepada burung yang kelelahan.

“Kalau burung pantai biasanya pakai cairan infus, dan itu sering kami pakai saat project Avian Influenza, karena pasti ada kasus seperti ini. Cairan bisa diberikan melalui tempat minum atau diminumkan dari alat suntikan,” ucap Iwan Londo.

Baca juga: Nggusah, Alat Pengusir Burung Tenaga Surya Hasil Penemuan Akademisi UKSW yang Mudahkan Kerja Petani

Menangani kasus burung yang mengalami kelelahan harus hati-hati dan membutuhkan waktu yang Panjang.

Iwan Londo memulihkan kondisi ini membutuhkan waktu minimal sepekan agar bisa merilis burung kembali ke alam.

Bahkan saat berada di lapangan untuk riset, Iwan Londo tidak hanya membawa cairan ini, juga menyiapkan bekal asupan makanan dengan menggiling udang hingga lembut.

“Udang kami haluskan, kami masukkan dalam alat suntik tanpa jarum, lalu kami beri makan dengan cara menyuntikkan ke mulut burung, harus hati-hati,” tutur Iwan Londo.

Perlakukan dan penanganan miopati burung pantai ini pernah dilakukan oleh sejumlah peneliti di Australia, mereka melakukan riset pemulihan sejumlah burung akibat miopati yang dinilai sukses di barat laut benua ini.

Periset Danny Rogers, Phil Battley, Jan Sparrow, Anita Koolhaas, dan Chris Hassell telah berhasil merehabilitasi  miopati pada burung kedidi besar atau great knot (Calidris tenuirostris), kedidi merah atau red knot (Calidris canutus), biru laut ekor blorok atau Bar-tailed Godwit (Limosa lapponica), dan kedidi leher merah atau Red-necked Stint (Calidris ruficollis).

Mereka menjelaskan sebelum melakukan perjalanan panjangnya burung akan menggemukkan badan sebagai cadangan energi dalam migrasi tahunan mereka.

Seekor kedidi besar sebelum bermigrasi beratnya sekitar 140 gram, dan di masa menjelang keberangkatan bisa bertambah sampai 240-260 gram.

Berat kedidi merah sebelum migrasi sekitar 110 gram dan massa keberangkatan migrasi sekitar 160 gram.

Temperatur yang tinggi dan kegemukan disebut berperan dalam memicu kasus kram otot burung. Proses rehabilitasi burung-burung ini memakan waktu hingga 14 hari, waktu yang sepadan dengan kondisi kritis yang dialami dan menunggu regenerasi jaringan tubuh pulih kembali.

Perlakuan memberi pakan pasien burung pengidap miopati ini memberi gambaran bagaimana seharusnya ini dilakukan jika mendapatkan burung dengan gejala yang sama di tempat lain.

Karena burung-burung ini tidak makan sendiri, maka peneliti ini menyuapi pakan kucing yang direndam air dengan tangan, bahkan mendorong dengan cotton bud ke arah kerongkongan jika kesulitan, demikian juga dengan pemberian air minum atau dengan larutan garam yang diteteskan dengan pipet.

Kisah sukses pertolongan ini memberi semangat bagi para peneliti dan pengamat burung yang bermigrasi, terutama burung-burung pantai. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Regional
Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Regional
Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Regional
Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Regional
Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Kilas Daerah
Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Regional
Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni  Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Regional
Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Regional
Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Regional
Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Regional
Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com