BANDUNG, KOMPAS.com - Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung Iman Irianto mengatakan pemberian subsidi bahan bakar bagi 2.721 Angkutan Umum di Kabupaten Bandung merupakan langkah Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bandung dalam mengendalikan angka inflasi.
Ia menjelaskan, pembagian subsidi berupa bahan bakar itu, tidak diberikan secara acak. Namun, sesuai dengan trayek angkot yang sudah didata dan di bawah kewenangan Dishub Kabupaten Bandung.
"Teknisnya, kami sudah mendata dan datanya terbarukan, 58 trayek se-Kabupaten Bandung dari mulai Nagreg sampai Rancabali," katanya ditemui, Jumat (30/9/2022).
Baca juga: 2.721 Angkot di Kabupaten Bandung Dapat BBM Gratis
Ia menjelaskan, masing-masing kendaraan akan menerima subsidi BBM per harinya sebanyak 5 liter selama tujuh hari, sehingga sebanyak 35 liter per bulan.
"35 liter itu untuk bulan Oktober, November, dan Desember 2022. Khusus hari ini adalah launchingnya untuk melayani rekan-rekan pengemudi angkutan umum trayek Soreang Banjaran, lokasinya di SPBU Cipetir," tambahnya.
Dampak terkecil dari pemberian subsidi ini, kata dia, yaitu meringankan biaya operasional pengusaha dan pengendara angkutan umum di Kabupaten Bandung.
"Kita tahu kenaikan harga BBM itu akan berdampak secara signifikan bagi angkutan umum, jadi kita coba hadir dan diharapkan bisa menekan biaya operasionalnya," tutur dia.
Imam menjelaskan, pihaknya mencoba melakukan pendekatan dan menganalisa trayek serta keberadaan SPBU di masing-masing jalur.
Sehingga, SPBU yang bersedia bekerjasama dengan program tersebut disesuaikan dengan trayek masing-masing angkot.
"SPBU-nya disesuaikan dengan lintasan masing-masing daerah. Contoh trayek Rancaekek, kita cari SPBU-nya di jalur Rancaekek itu," katanya.
Baca juga: Nenek Pengemudi Xpander di Sukabumi yang Tabrak Angkot dan Tewaskan 3 Orang Terancam 6 Tahun Penjara
Sementara itu, Ade Wahyudin (51) salah satu pengemudi angkut yang mendapatkan subsidi tersebut menilai, langkah Pemda bisa diterima oleh ia dan pengemudi angkot lainnya.
Selama ini, profesinya kerap menjadi korban dari kebijakan yang tidak berpihak pada para pengemudi angkot.
"Memang akan terasa dalam beberapa waktu dampaknya terutama biaya operasional lah, saya bersyukur terdaftar program ini," ujarnya.
Kendati begitu, ia berharap program seperti ini tidak hanya dilakukan kala pemerintah menaikan harga BBM saja, namun juga dilakukan secara berkala.
"Bagusnya mah jadi program Bupati Bandung, jadi nggak musiman ketika BBM naik aja," tambahnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.