KOMPAS.com – Keluarga bocah kelas 3 sekolah dasar (SD) yang menjadi korban pencabulan oleh oknum guru di di Kecamatan Siompu, Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara merasa kecewa.
Sebab, penanganan kasus yang telah dilaporkan ke Polsek Siompu ini belum membuahkan hasil.
Selang satu bulan berlalu sejak pelaporan kasus, hingga saat ini pelaku tak kunjung ditangkap dan ditetapkan tersangka oleh kepolisian.
Akibat perbuatan bejat pelaku, korban yang merupakan anak berkebutuhan khusus ini mengalami trauma kalau mengingat sekolah.
Baca juga: Pegawai Salon Cabuli Siswa SD, Korban Diancam dengan Pisau
Kasus pencabulan ini terungkap setelah korban pulang dari sekolah pada akhir Agustus 2022.
Saat itu, ibu korban, JW membuka pakaian dan menemukan bercak darah dari celana dalam korban.
Korban merasa kesakitan di bagian sensitif saat buang air kecil.
“Dia (korban) menangis terus sampai ketiduran. Kalau buang air kecil dia menangis lagi,” tutur dia, Kamis.
Korban pun akhirnya menceritakan kejadian yang dialaminya.
Korban bilang ada guru yang menggosok-gosok bagian sensitifnya menggunakan tangan di dalam kelas.
“Katanya (korban) digosok-gosok begitu pakai tangan sampai sakit,” ucap dia.
Karena sering mengeluh sakit saat buang air kecil, korban sampai harus dirawat di Rumah Sakit Palagimata Baubau selama tiga hari.
“Kata dokter pengaruh infeksi saluran air kencing disebabkan karena ada yang gosok-gosok,” jelas dia.
Penasihat Hukum Korban, Apriluddin SH mengatakan, JW telah melaporkan kasus ini ke Polsek Siompu.
Namun, hingga kini pelaku pencabulan tersebut belum juga ditangkap sehingga keluarga korban menuntut keadilan.